Pada tanggal 9 Juni 2024, diumumkan bahwa partai-partai nasionalis yang dianggap ekstremis di banyak negara Eropa telah menang dalam pemilihan Parlemen Eropa. Partai Alternatif untuk Jerman, yang dianggap sebagai ekstremis sayap kanan, berada di posisi kedua dengan 16,5%, di belakang Partai Konservatif dengan 29,5%, namun mengungguli partai-partai koalisi yang berkuasa, Partai Sosialis, yang meraih 14%, dan Partai Hijau, 12 %.
Partai Reli Nasional Prancis memenangkan 31,5%, sehingga memungkinkan mereka mengirim 30 wakil ke Parlemen Eropa, sementara aliansi tiga partai, termasuk partai Presiden Prancis Macron, memenangkan sekitar 14,5% dalam pemilu, memungkinkan mereka mengirimkan 13 wakil ke Parlemen Eropa. Semua ini telah menyebabkan gempa politik di Prancis.
Akibatnya, Presiden Prancis, Macron mengumumkan pembubaran Parlemen Prancis “Majelis Nasional”, dan diadakannya pemilihan umum awal Parlemen dalam dua putaran pada tanggal 30 Juni dan 7 Juli. Macron menyampaikan pidato panjang lebar pada 12 Juni 2024, membela keputusannya dan menyerukan partai-partai berhaluan tengah untuk bersekutu dengannya melawan apa yang dikenal sebagai partai ekstremis sayap kanan. Macron mengesampingkan pengunduran dirinya jika hasil yang diperoleh bertentangan dengan keinginannya.
Macron ingin mengumpulkan pasukannya lagi di parlemen Prancis untuk memperkuat posisi dan kebijakannya, karena dia baru-baru ini mengadopsi kebijakan yang lebih ketat terhadap Rusia, menyerukan pengiriman pasukan Prancis ke Ukraina. Juga mengirimkan pesawat militer Prancis dan mengirimkan pelatih militer untuk melatih tentara Ukraina, bahkan dia menyerukan agar pasukan Ukraina dapat menggunakan senjata Eropa untuk menyerang sasaran-sasaran Rusia yang jauh di dalam wilayah Rusia. Namun semua itu tidak diterima secara luas di Prancis dan Eropa. Perlu diketahui bahwa gerakan nasionalis fokus pada perlawanan terhadap orang asing, khususnya perlawanan terhadap Islam dan kaum Muslim (hizb-ut-tahrir.info, 14/6/2024).
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat