Allah SWT berfirman:
[وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى ٱلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُواْ فِى ٱلْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ ٱلْوَٰرِثِينَ]
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang terzalimi di bumi, dan hendak menjadikan mereka pemimpin, serta menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi.” (TQS. Al-Qashsash [28] : 5).
Ketika Allah SWT berfirman: “Dan Kami hendak memberi karunia,” maka Dia memberi tahu kita bahwa kemenangan dan Khilafah adalah sesuatu yang Dia berikan kepada kita sebagai rahmat, karunia dan keutamaan dari-Nya.
Dari firman Allah SWT ini kami memahami sebuah pelajaran bahwa kemenangan itu tidak terkait dengan banyaknya peralatan atau perlengkapan, walaupun kita harus mempersiapkan dan terus melakukan sebab-sebabnya sampai titik penghabisan. Sungguh, kemenangan itu adalah sesuatu dari Allah SWT yang dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya kapan saja Dia kehendaki. Sementara kewajiban mereka hanya berserah diri kepada-Nya semata dan memenuhi permintaan-Nya.
Kemenangan itu ada di tangan Allah semata, Dia akan menolong dan memuliakan siapa saja yang Dia kehendaki; dan Dia berjanji kepada siapa pun yang memenuhi permintaannya, bahwa Dia akan memenuhi janji-Nya, Dia berfirman:
]إِنْ تَنْصُرُوا اللهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ[
“Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (TQS. Muhammad [47] : 7).
Adapun pelanggaran, maka Dia akan membayar harganya (membalasnya) kepada orang yang menyimpang dari jalan-Nya, meski hanya sedikit.
Bukti dan dalil terbaik dalam hal ini adalah Perang Hunain. Ketika kaum Muslim begitu bangga dengan besarnya kekuatan mereka, sehingga mereka seakan tidak memerlukan apa pun dari Allah, maka akibat euforia yang menyelimuti mereka, bumi yang luas itu menjadi sempit, kemudian mereka berbalik dan lari tunggang langgang.
Seseorang mungkin berkata: “Selama kemenangan ada di tangan Allah, apakah ini berarti hanya berdiam diri dan menunggu karunia Allah SWT kepada hamba-Nya dengan memberinya kemenangan dan kekuatan?!”
Tentu tidak, Allah SWT memiliki sejumlah aturan untuk kemenangan itu, serta memiliki sejumlah persyaratan untuknya, yang Dia minta dari kita, jika kita memenuhi permintaan-Nya, maka Dai akan memuliakan kita dengan kemenangan dari-Nya.
Allah SWT berfirman: “Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu.” Oleh karena itu, kita harus yakin akan kemenangan dari Allah SWT, namun kita juga harus berjuang, melakukan semua tanggung jawab kita, dan melakukan sebab-sebab kemenangan hingga titik penghabisan setelah sepenuhnya berserah diri kepada Allah agar Allah ridha kepada kita, sehingga dengannya Dia pantas menolong kita. Jadi, bukan hanya dengan pasrah dan berangan-angan kemenangan dari Allah tanpa melakukan sesuatu apapun. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menolong agama-Nya, maka kita harus mengetahui dan menyadari metode untuk meraih kemenangan, yaitu berkomitmen dan berjuang keras dalam rangka menerapkan syariah-Nya secara sempurna, serta berjuang keras untuk melanjutkan kehidupan Islam melalui Negara Khilafah yang waktunya benar-benar telah tiba, dengan izin Allah SWT.
Maka untuk kebaikan yang agung seperti inilah hendaknya setiap orang yang tulus ikhlas, serta orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Kiamat, benar-benar serius dalam berjuang untuk mewujudkannya. [Ismail Abul Khair]
Sumber: tahrir-syria.info, 11/10/2021.