Kembali ke Role Model Pendidikan Islam

 Kembali ke Role Model Pendidikan Islam

Mediaumat.news – Terpuruk tidaknya pendidikan di Indonesia di antara negara-negara lain, menurut Pakar Pendidikan dan Humaniora UNPAD Bandung Assoc. Prof. Dr. Fahmy Lukman, M.Hum., dipengaruhi kebijakan pengambilan role model (teladan) sebuah sistem pendidikan.

“Saya mulai berpikir agak lebih mendasar ketika kita bicara tentang persoalan masalah pendidikan, maka kita itu hendak mengambil role model pendidikan itu yang mana,” ujarnya dalam ICOMAF: Profesor Bicara Pendidikan Islam; Quo Vadis Pendidikan Indonesia? Ahad (27/6/2021) di kanal YouTube Mukmin TV.

Ia mengatakan, terdapat beberapa role model pendidikan. Pertama, model pendidikan Eropa, Amerika, Australia, Jepang atau pun Korea Selatan yang menurutnya sebagai tipologi negara yang berasaskan ideologi sekularisme, kapitalisme dan liberalisme. Kedua, model pendidikan seperti negara Tiongkok dengan asas ideologi sosialisme dan komunismenya.

Ketiga, model pendidikan yang bukan dari keduanya, baik sekularisme maupun sosialisme. Role model tersebut, lanjutnya, dapat dilihat pada satu momentum dari satu masa sangat panjang di masa lalu. “Sebuah peradaban Islam pada masa yang lalu, yang melahirkan para ilmuwan yang luar biasa yang para ilmuwan tersebut, menjadi batu-batu pijakan dalam penemuan sains dan teknologinya bagi kemajuan negara-negara Barat,” ungkapnya.
Maka, dengan mempertimbangkan jumlah masyarakat Muslim yang mayoritas, menurutnya, menjadi penting, Indonesia memilih role model dari Islam tersebut. Sebab, tambahnya, tipologi masyarakat yang akan dihasilkan tidak jauh beda dari asas ideologi yang diambil sebuah sistem pendidikan.

“Menurut hemat saya, tidak ada cara lain kecuali kembali kita mengambil role model-nya adalah satu peradaban Islam yang pernah jaya hampir 13 abad. Sementara Amerika, Eropa itu kan baru dua abad. Dan negara-negara yang lain, belum juga satu abad,” tuturnya.

Terakhir, ia menegaskan, bahwa fungsi dari pendidikan tidak sekadar persoalan find a job. Tetapi, lebih pada pengembangan keimanan sebagai dasar kehidupan sebuah masyarakat dan bangsa. “Keimanan itu harus mendorong amal shalih dan mendorong amal shalih itu terkait juga dengan ilmu yang ilmu itu bermanfaat untuk kehidupan,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *