Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan, pada hari Ahad (20/10), bahwa jumlah mereka yang syahid di Jalur Gaza meningkat menjadi 42,603 syahid, yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, sejak dimulainya agresi pendudukan pada 7 Oktober 2023. Kementerian menambahkan bahwa jumlah korban yang syahid telah meningkat menjadi 99.795 sejak dimulainya agresi, sementara ribuan korban masih berada di bawah reruntuhan.
Kementerian mengatakan bahwa pasukan pendudukan melakukan tujuh pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, termasuk 84 orang yang syahid dan 158 orang terluka selama 24 jam terakhir. Kementerian menjelaskan bahwa pembantaian yang dilakukan pendudukan terhadap orang-orang di proyek Beit Lahia tadi malam mengakibatkan 87 orang syahid dan hilang di bawah reruntuhan, serta lebih dari 40 orang terluka, termasuk mereka yang dalam kondisi sangat kritis.
Kementerian menegaskan bahwa sejumlah korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalan, sementara tim ambulans dan pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka.
Selama enam belas hari berturut-turut, pendudukan terus melakukan pengepungan ketat di wilayah utara Jalur Gaza, khususnya kamp Jabalia, di tengah meningkatnya kejahatan pembersihan etnis dan melakukan pembantaian mengerikan yang merenggut nyawa ratusan orang, selain menargetkan rumah sakit-rumah sakit dan tim medis.
Namun demikian, tentara kaum Muslim yang kuat di bawah komando penguasa boneka tetap diam dan tidak bergerak! Para penguasa boneka ini mencegah tentara bergerak untuk menolong saudara-saudara mereka di Palestina. Tidakkah darah di pembuluh darah tentara tersebut mendidih setelah 42.000 saudara mereka syahid? Apa yang mereka tunggu? Apakah mereka menunggu hingga seluruh umat dimusnahkan?! (hizb-ut-tahrir.info, 21/10/2024).
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat