Mediaumat.id – “Keengganan seorang Muslim menghadiri majelis-majelis taklim, majelis-majelis ilmu itu bagian dari tipuan iblis,” tutur Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa Dr. Ahmad Sastra dalam program Kabar Petang: Mengkaji Islam Wajib dan Perlu, Jumat (24/2/2023) melalui kanal YouTube Khilafah News.
Ia mengutip perkataan Imam Ibnu al-Jauzi, “Ketahuilah bahwa tipuan iblis yang pertama kali kepada manusia adalah dengan membuat mereka berpaling dari ilmu, sebab, ilmu adalah cahaya. Saat iblis mampu memadamkan cahaya-cahaya manusia maka iblis akan mudah menjatuhkan mereka dalam kesesatan.”
“Ini tentu mengingatkan kita semua, terkhusus ibu-ibu agar tidak menjauh dari majelis ilmu, karena setan akan lebih mudah menyesatkan orang-orang bodoh dari pada ahli ilmu,” tegasnya.
Menurutnya, saat ini banyak pemimpin karena bodoh terhadap ilmu agama Islam, mengeluarkan berbagai kebijakan yang tidak berbasis ilmu. “Ilmu itu cahaya, sementara kebodohan berarti kegelapan. Para pemimpin yang jauh dari ilmu, mereka tidak mengenal agama tentu akan melakukan perbuatan yang melanggar hukum seperti korupsi, suap, dan lain-lain,” imbuhnya.
Ahmad Sastra mengatakan, ilmu adalah kemuliaan, dan Islam satu-satunya agama yang sangat mengutamakan ilmu bahkan mewajibkan pemeluknya untuk menuntut ilmu.
Menurutnya, ini sangat penting bagi ibu-ibu untuk menuntut ilmu atau mengaji. “Seorang ibu itu kan pendidik anak-anaknya di rumah, artinya baik buruknya generasi, baik buruknya anak-anak itu sangat bergantung kepada peran ibu-ibu ini,” terangnya.
Ia mengutip kata-kata penyair Mesir Hafizh Ibrahim, “Ibu itu madrasah. Jika Anda menyiapkan dengan baik kaum ibu, berarti Anda mempersiapkan dengan baik generasi keturunan yang baik.”
Jadi, simpulnya, ibu adalah madrasah pertama yang berkewajiban secara langsung mendidik anak-anaknya dari kandungan sampai bayi lahir bahkan sampai baligh. Jadi penting untuk menuntut ilmu agama yang luas sehingga ilmunya banyak untuk disampaikan lagi ke anak-anaknya agar mereka menjadi anak yang berkepribadian Islam.
“Gambaran ibu sebagai madrasah ini cukup untuk menjadi alasan betapa pentingnya ibu-ibu menghadiri majelis-majelis taklim,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun