Kebohongan Besar Tentang Islam dan Sekularisme di Negeri-Negeri Kaum Muslim

 Kebohongan Besar Tentang Islam dan Sekularisme di Negeri-Negeri Kaum Muslim

‏Salah satu kebohongan yang paling banyak beredar dan populer di koridor pemikiran politik dan media adalah kebohongan yang berupaya menyalahkan kelompok-kelompok Islam dan tokoh-tokoh agama atas kemiskinan dan kebodohan yang merajalela di negeri-negeri kaum Muslim. Kebohongan ini disebarkan oleh banyak intelektual dan tokoh media dalam upaya untuk mendistorsi citra Islam dan membenarkan realitas gelap yang kita jalani. Mereka bersikeras bahwa solusinya terletak pada penerapan sistem “sekuler” yang memisahkan agama dan negara, dengan mengandalkan retorika yang disebarkan oleh pihak-pihak yang diuntungkan dengan mempertahankan status quo.

Akan tetapi, kebenaran yang diabaikan oleh kaum sekuler, dan bahkan berusaha disembunyikan, adalah bahwa dunia Arab sebenarnya telah diperintah oleh rezim sekuler selama lebih dari seratus tahun, dimulai dengan Turki dan Mesir, kemudian berlanjut ke Suriah, Lebanon, Tunisia, Maroko, Sudan, Yaman, dan Teluk … Semua negara kecil dan lemah ini mengadopsi konstitusi sekuler sebagai bagian dari kebijakan dalam negeri mereka, meski mereka mengibarkan panji Islam, dengan satu atau lain cara, untuk membodohi publik. Standar ganda dalam retorika inilah yang memperkuat kebohongan besar ini: rezim di negara-negara Arab menyebut diri mereka Islam, sementara kebenarannya adalah bahwa rezim-rezim Arab sepenuhnya sekuler dan mereka yang mengendalikan nasib umat hingga hari ini.

Kenyataannya adalah bahwa tidak ada satu negara pun di dunia Arab atau Islam yang sepenuhnya menerapkan syariah Islam dalam sistemnya, sekalipun negara itu menjunjung tinggi slogan “Islam adalah solusinya.” Negara-negara ini, yang terus mengklaim telah mengadopsi konstitusi Islam, pada kenyataannya telah mengganti syariah Islam dengan sistem sekuler Barat yang hanya memperparah korusakan, kemiskinan, dan kebodohan, sementara para penguasa mereka mengeksploitasi kekayaan umat untuk keuntungan mereka sendiri dan Barat, yang telah mendukung mereka untuk tetap berkuasa.

Mereka yang menuduh Islam tidak mampu mengatur negara, dan bersikeras bahwa sekularisme adalah solusinya, gagal menyadari bahwa jika Islam diterapkan di negara mana pun, maka akan membawa keadilan dan kesejahteraan. Islam tidak terbatas pada ibadah individu. Islam adalah cara hidup yang lengkap yang mencakup politik, ekonomi, dan sosial kemasyarakatan. Jika para penguasa negara-negara kecil dan leman di negeri-negeri kaum Muslim gagal, maka itu bukan karena Islam. Sebaliknya, itu karena korupsi pribadi mereka dan ketundukan mereka pada sistem kolonialis yang menindas rakyat mereka dan menyedot sumber daya negeri-negeri mereka. Realitas yang dialami kaum Muslim saat ini adalah akibat langsung dari sistem sekuler, yang telah menyebabkan umat mengalami kemunduran di setiap bidang, termasuk pendidikan, ekonomi, dan politik.

Buktinya, tidak ada negara Islam yang menerapkan syariah Islam sebagai sistem pemerintahan yang lengkap, yang menghadapi berbagai masalah seperti yang kita hadapi saat ini. Islam adalah agama yang benar, dan menjamin hak asasi manusia. Ketika negara Khilafah menerapkan Islam, negara itu menikmati kemakmuran dan kemajuan sejati, serta menyebarkan keamanan dan keadilan.

Klaim bahwa “Islam telah gagal dalam pemerintahan” sepenuhnya salah dan tidak dapat diterima. Jika kita ingin melihat kebenaran dari kegagalan ini, maka kita harus melihat rezim sekuler yang saat ini memerintah negara-negara Arab, yang sering kali menjadi alat untuk mencapai kepentingan pribadi dan golongan, dengan mengorbankan rakyat. Rezim-rezim ini tidak percaya pada konsep keadilan yang dibawa oleh Islam, mereka juga tidak bekerja untuk mencapai kesejahteraan rakyat atau melindungi hak-hak mereka. Sebaliknya, mereka lebih memilih tirani dan korupsi daripada membangun negara yang adil berdasarkan syariah Islam.

Sebagai penutup, kami sampaikan kepada mereka yang menyebarkan wacana ini:

Kalian telah membohongi umat. Islam tidak bersalah atas semua kegagalan yang kita alami saat ini. Umat Islam tidak pernah membutuhkan sekularisme atau kapitalisme. Sebaliknya, mereka harus kembali menerapkan syariat Islam sebagaimana adanya, yang jauh dari manipulasi politik dan mengabaikan nilai-nilai yang dibawa Islam. Islam harus diterapkan kepada masyarakat, dan ketika kita kembali kepada Islam dengan ketulusan dan tekad, maka umat Islam akan berada di jalan yang benar menuju kemajuan dan kesejahteraan.

Kepada semua penyebar kebohongan ini, kami sampaikan:

Berikan kami contoh negara Islam yang menerapkan syariah Islam, yang gagal memberikan keadilan dan kesejahteraan, yang menegaskan bahwa Islam tidak layak untuk sistem pemerintahan. Kami akan menunggu jawabannya. Namun, kebenarannya adalah bahwa Islam, jika diterapkan dengan benar, maka akan mengembalikan keadilan kepada yang berhak menerimanya, dan menyebarkan kebaikan ke seluruh penjuru dunia setelah dipenuhi dengan ketidakadilan dan penindasan. Sungguh, negara Islam bertahan selama tiga belas abad, dan ini bukan rahasia. Negara Islam akan segera kembali, in syā Allah, yaitu Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, sebagaimana telah dinubuwatkan oleh Rasulullah saw, setelah pemerintahan yang diktator yang memerintah kita dengan tangan besi, dan ide-ide sekuler yang bertentangan dengan fitrah (sifat asar) manusia.

Kami memohon kepada Allah SWT agar Dia meneguhkan kami di atas kebenaran dan agar ini segera terjadi. [] Dr. Yahya Hassan – Yemen

Sumber: Al-Waie (Arab), Edisi 462, 463, dan 464, Tahun ke-39, Rajab – Sya’ban – Ramadan 1446 H./Januari – Februari – Maret 2025 M.

 

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *