Sebuah debat terjadi pada malam tanggal 27/6/2024 antara kandidat Partai Demokrat, Presiden AS saat ini Biden, dan kandidat Partai Republik, mantan Presiden Trump, yang sama-sama bersaing untuk maju dalam pemilihan presiden November mendatang.
Kinerja Biden terlihat lemah dan Trump mengunggulinya. Akibatnya, situasi berguncang di kalangan Partai Demokrat, yang mulai menuntut agar kandidat mereka mundur dari pencalonan dan mencalonkan kandidat lain untuk menggantikannya.
Biden mengakui bahwa kinerjanya yang buruk, dengan mengatakan, “Saya tidak lagi berjalan semudah dulu. Saya tidak lagi berbicara dengan lancar seperti sebelumnya. Saya tidak lagi berdebat dengan kualitas yang sama seperti sebelumnya, tetapi saya tahu bagaimana menyampaikan kebenaran.”
Sebelumnya Biden mengatakan bahwa “Saya lebih Zionis daripada Zionis Yahudi.” Mengingat Zionisme berarti merebut Palestina, menggusur rakyatnya, dan mendirikan sebuah entitas yang bertindak sebagai basis bagi Barat yang membela nilai-nilainya, memerangi Islam dan rakyatnya, serta mencegahnya kembali berkuasa dengan mendirikan Khilafah. Itu sebabnya dia menambahkan, “Jika tidak ada (Israel), kami akan menciptakan negara lain.”
Biden telah membanggakan diri bahwa dia memasok entitas Yahudi dengan berbagai senjata berat dan canggih untuk membunuh rakyat Palestina di Gaza, dan dia tidak menyebutnya sebagai genosida, melainkan apa yang dibutuhkan oleh perang. Dia menahan antek-anteknya di kawasan itu untuk tidak bergerak menolong rakyat Gaza, meski hanya dengan minum air atau sesuap makanan, dan mereka mematuhinya, bahkan mereka memberikan semua yang dibutuhkan entitas Yahudi.
Terlepas dari semua itu, saingannya, Trump, justru menuduhnya sebagai orang Palestina, sebab rencana tiga tahapnya. Namun Biden mengatakan bahwa dia telah mendapatkan persetujuan menyeluruh atas rencana tiga tahapnya untuk mengakhiri perang, termasuk dari entitas Yahudi (hizb-ut-tahrir.info, 29/6/2024).
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat