Kebijakan Tapera Langgar Dua Hal Penting

 Kebijakan Tapera Langgar Dua Hal Penting

Mediaumat.info – Pengamat Politik Adhie M. Massardi menyatakan kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) melanggar dua hal penting.

“Ada dua hal penting ini yang melanggar,” ujarnya dalam diskusi Tapera: Tambah Penderitaan Rakyat, Ahad (9/6/2024) di kanal YouTube Media Umat.

Pertama, melanggar fatsun politik (etika politik). Karena presiden itu, ketika selesai pemilu dan muncul presiden terpilih, tidak boleh mengeluarkan kebijakan strategis kecuali atas izin presiden terpilih.

“Dibicarakan enggak itu?” tanyanya. Karena dampaknya akan kepada presiden terpilih meskipun itu bagian dari pemerintahannya tetapi ini tetap harus dibicarakan, didiskusikan.

Kedua, ini bisa dipastikan, tidak ada analisanya sebagaimana infrastruktur yang tidak pernah pakai amdal (analisis dampak lingkungan).

Menurutnya, semua kebijakan ini tidak ada analisanya. Memang paradoks. Satu sisi ingin menyejahterakan, di sisi yang lain malakin (memalak) rakyat.

“Seperti omnibus law, itu kan naskah akademisnya tidak jelas. Padahal setiap undang-undang itu harus ada naskah akademisnya, dibahas dulu, kemudian diketok sehingga ketika undang-undang dijalankan tidak ada yang dirugikan karena sudah dibicarakan panjang,” ujarnya sambil mencontohkan.

Dalam kesempatan tersebut, Adhie juga menyatakan salah satu alasan buruh dan rakyat Indonesia menolak Tapera karena tidak percaya pemerintah ini bisa mengelola uang.

“Beberapa tahun lalu dana haji ternyata diinvestasikan sebagian, memang beli Surat Utang Negara (SUN) juga, tetapi dana haji itu harus sesuai syariat cara pengelolaannya. Dana haji itu dibeli SUN hasilnya dipakai untuk infrastruktur, untuk yang lain-lain,” ungkapnya.

Lantas ia meyakini betul Tapera ini akan dikelola dengan skema ponzi, jadi uang terus masuk kemudian dicolong-colong.

Coba audit uangnya, ucapnya, tidak jelas pasti dan tidak ada yang memiliki kemampuan mengaudit uang rakyat yang dikelola oleh pemerintah.

“Semua kebijakan tidak pakai akal, tidak pakai penelitian, pokoknya bikin aja kalau ada reaksi keras ditarik, kalau tidak ada jalan terus,” pungkasnya. [] Muhammad Nur

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *