Kebijakan Pemerintah Redam Lonjakan Covid-19, Simpang Siur

Mediaumat.news- Upaya pemerintah dalam meredam perkiraan lonjakan kasus covid-19 selama libur panjang dinilai simpang siur.

“Pemerintah sebetulnya berusaha melakukan banyak kebijakan. Tetapi yang saya lihat, kadang-kadang kebijakannya simpang siur,” ujar Pakar Biologi Molekuler Ahmad Rusdan Utomo, Ph.D. dalam Kabar Siang: Menjinakkan ‘Bom Waktu’ Covid-19, Sabtu (8/5/2021) di kanal YouTube News Khilafah Channel.

Hal itu tampak dari pesan pemerintah dengan ajakan ‘ayo belanja’ dan ‘ayo piknik’, yang menurutnya, tidak seirama dengan kebijakan larangan mudik yang juga telah dikeluarkan.

Sehingga ia heran dengan kebijakan itu. “Apa maksudnya? Piknik ke mana? Di mana? Dan belanja seperti apa? Apakah sudah dipikirkan pengaturannya?” tanyanya.

Ia juga menambahkan, yang harus dihindari sebetulnya cara kerja si virus, sebab penularannya dari orang ke orang. Dan itu akan terjadi hanya dalam kerumunan. Maka penting dalam membuat kebijakan, pemerintah harus memikirkan mitigasi risikonya.

Selain itu, perlu melibatkan masyarakat agar tidak bingung dalam menerima informasi. “Supaya kebijakan yang ada itu betul-betul juga bisa memberikan maslahat buat semua orang. Jangan sampai kebijakannya itu nanti malah tumpang tindih,” tambahnya.

Apalagi menurutnya, arus orang keluar masuk Indonesia masih terbuka. Sehingga varian-varian baru berpotensi masuk lewat mobilitas global tersebut.

Oleh karena itu, untuk mencegah ledakan covid-19 di masa mendatang, ia memberikan dua konsep mitigasi risiko. Pertama, pemerintah harus punya intelijen yang baik untuk menghadapi ledakan wabah di wilayah lain. “Jangan membuat statement yang blunder, misalnya dari data yang meninggal dua persen, itu bukan berarti ini cuma dua persen,” tuturnya.

Kedua, memetakan dan memastikan aset penunjang seperti laboratorium berikut peralatan-peralatan dan sumber daya manusianya.

Seperti diketahui, Indonesia terkadang orientasinya selalu kepada materi. Padahal, menurutnya, yang tidak bisa dibeli dan tidak selalu serius dipikirkan adalah otak manusia. “Kemampuan ini (otak) itu penting sekali untuk menghadapi pandemi-pandemi berikutnya,” tegasnya.

Ia berharap, pemerintah serta masyarakat bisa mengambil ibrah (pelajaran) dari semua yang telah terjadi. “Mudah-mudahan Indonesia bisa lebih siap untuk menghadapi pandemi kalau misalnya nanti ada lagi,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini: