Berita:
Setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu Amerika pada 5 November 2024, mengalahkan Kamala Harris dari Partai Demokrat, berbagai spekulasi muncul tentang arah kebijakan luar negeri Amerika, terutama terkait dengan kebijakan terhadap umat Islam dan entitas Yahudi. Meskipun ada pergantian presiden dan pergeseran dalam retorika politik, kebijakan luar negeri Amerika tetap konsisten, khususnya dalam mendukung keberadaan dan kekuasaan entitas Yahudi.
Pemilu kali ini, yang dipengaruhi oleh banyak faktor global, termasuk konflik di Gaza, menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri Amerika terhadap umat Islam tidak terpengaruh oleh pergantian presiden. Di bawah kepemimpinan Joe Biden sebelumnya, Amerika terus memberikan dukungan penuh kepada entitas Yahudi, terutama dalam perangnya di Gaza, meskipun banyak negara dan universitas di Eropa serta Amerika mengecam kejahatan yang dilakukan. Hal ini memicu reaksi keras dari banyak umat Islam yang pada gilirannya mencalonkan Trump, yang berjanji akan menghentikan perang di Gaza dan membawa perdamaian bagi Timur Tengah.
Kebijakan Luar Negeri Amerika yang Tidak Bisa Diubah
Namun, bagi banyak pengamat, harapan umat Islam terhadap perubahan kebijakan Amerika di bawah Trump adalah hal yang sia-sia. Trump, yang sebelumnya dikenal dengan kebijakan yang sangat memusuhi umat Islam dan mendekati entitas Yahudi, menunjukkan bahwa kebijakan Amerika terhadap Yahudi tidak akan berubah, tidak peduli siapa yang menjabat sebagai presiden. Dalam masa kepresidenannya sebelumnya, Trump memindahkan kedutaan Amerika ke Yerusalem, tindakan yang jelas mencerminkan keberpihakannya kepada entitas Yahudi.
Amerika dan Upaya Melemahkan Islam
Amerika juga telah lama berusaha melemahkan gagasan-gagasan Islam dan mengalihkan perhatian umat Islam dari jalan yang diyakini dapat membawa keadilan, yaitu kembalinya Khilafah Islam. Amerika berupaya mengaitkan Islam dengan terorisme dan menjadikan itu alasan untuk melawan negara-negara Muslim serta menghalangi kebangkitan umat Islam yang sejati.
Amerika juga memanfaatkan kekuatan ekonominya melalui organisasi internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), untuk mendominasi ekonomi negara-negara Muslim, khususnya dengan memaksa mereka berutang dalam bentuk pinjaman berbunga tinggi. Hal ini membuat negara-negara Muslim terjebak dalam jebakan utang yang menghambat kemajuan ekonomi mereka dan membuat mereka bergantung pada Amerika.
Kontrol Media dan Pengaruh Global
Tidak hanya dalam aspek ekonomi, Amerika juga memonopoli media global. Dengan mengendalikan lebih dari 90% stasiun televisi, radio, dan situs informasi, Amerika dan sekutunya dapat memanipulasi berita dan menyembunyikan fakta-fakta yang bertentangan dengan kepentingannya. Media yang berani mengkritik kebijakan mereka sering kali dibungkam atau diserang, sehingga hanya sedikit informasi yang dapat menjangkau masyarakat luas.
Perang dan Kekerasan di Dunia Muslim
Dalam bidang militer, Amerika terus mengobarkan perang di negara-negara Muslim, baik secara langsung seperti yang terjadi di Afghanistan dan Irak, maupun melalui perang proksi, seperti yang dilakukan di Pakistan dan Yaman. Tujuan utama Amerika adalah untuk mencegah kebangkitan Khilafah yang dipimpin dengan cara Kenabian, yang diyakini dapat menyelamatkan umat Islam dari penindasan kapitalisme dan mengembalikan keadilan di dunia.
Kesimpulan: Menghentikan Kebijakan Amerika
Kebijakan luar negeri Amerika yang mendukung entitas Yahudi dan menekan umat Islam tetap tidak berubah meskipun ada pergantian presiden. Kebijakan ini sudah menjadi bagian dari sistem yang lebih besar, yang melibatkan kekuatan ekonomi, media, dan militer untuk menjaga dominasi mereka di dunia. Satu-satunya cara untuk mengubah dinamika ini adalah dengan kebangkitan umat Islam, melalui kembalinya Khilafah Islam yang dipandu oleh metode Kenabian, yang dapat membebaskan Palestina dan negara-negara Muslim lainnya dari cengkeraman kekuatan Barat.
Ditulis oleh Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir
Hashid Qasim – Provinsi Yaman
Sumber: hizb-ut-tahrir.info
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat