Mediaumat.info – Menanggapi uji materi yang dilakukan oleh dua orang warga negara (Raymond Kamil dan Indra Syahputra) terhadap Mahkamah Konstitusi terkait sejumlah pasal beberapa undang-undang tentang kolom beragama agar membolehkan warga negara untuk tidak beragama, Aktivis Muslimah Ustadzah Najmah Saiidah menilai, kebebasan merupakan biang keladi munculnya pemikiran dan tingkah laku yang menyimpang.
“Kebebasan inilah, yang sesungguhnya mencengkeram negeri ini, yang menjadi biang keladi munculnya berbagai macam pemikiran maupun tingkah laku yang menyimpang,” tuturnya dalam Live Muslimah on Room: Tuntutan Menjadi Ateis: Niscaya dalam Sistem Sekuler Demokrasi? di kanal YouTube Muslimah Media Hub, Sabtu (2/11/2024).
Menurutnya, sistem sekuler kapitalisme memang menganut kebebasan, sehingga, wajar kalau atas nama hak asasi manusia, dua orang tadi menginginkan atau ingin diakui (sebagai ateis).
“Dan hak asasi manusia itu, dia tergantung siapa yang mengatakan. Bisa jadi dia berbeda-beda setiap orang. Bisa jadi yang satu menganggap itu baik, bisa jadi yang lain menganggap salah,” terangnya.
Ia memandang, (di negeri ini), masalah agama atau masalah akidah seseorang atau keimanan seseorang itu masih dianggap suatu hal yang berkaitan dengan ranah individu.
“Sehingga, negeri ini mungkin tidak menganggap bahwasannya adanya ateis dan sebagainya itu merupakan sesuatu yang berbahaya bagi umat kita. Sehingga wajar kemudian ada orang yang berani tadi, PD (percaya diri) bahwasannya dia ingin diakui sebagai ateis,” jelasnya.
Ia menjelaskan, (dalam) sistem sekuler kapitalisme, yang menganut kebebasan, baik kebebasan beragama, kemudian juga kebebasan bertingkah laku, maka setiap orang itu bebas, mau beragama apa saja.
“Bahkan, bisa jadi tidak beragama itu juga tidak apa-apa. Itu secara dasar konsep kapitalisme, walaupun di tengah-tengah masyarakat memahaminya berbeda,” pungkasnya.[] ‘Aziimatul Azka
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat