Rakyat Kazakhstan memberontak melawan penguasa mereka dan kroni-kroninya.
Mengomentari peristiwa di Kazakhstan, seorang pakar Asia Tengah pro-Kremlin, Yuri Krupnov mengatakan, “Hari ini dan hanya hari ini, dapat dikatakan bahwa Uni Soviet menghembuskan nafas terakhirnya.”
Inilah yang dilaporkan oleh surat kabar Amerika “Daily Beast” dalam sebuah laporan oleh korespondennya di Moskow, Anna Nemtsova, yang memilihkan judul untuknya, “Dan sekarang mimpi buruk Putin telah menjadi kenyataan meskipun ia tidak menginginkan.”
Peristiwa Kazakhstan—dan jauhnya dari analisis politik—mengkonfirmasi fakta bahwa di satu sisi ada upaya keras yang tengah dilakukan untuk menyembunyikan dan menyesatkan tentang apa yang terkait dengannya, dan di sisi lain untuk menghancurkan ilusi yang menghantui mimpi penguasa Moskow.
Adapun fakta-fakta yang dikonfirmasi oleh peristiwa-peristiwa ini, ada banyak: Fakta pertama adalah bahwa seluruh umat berada dalam keadaan mendidih terus-menerus, dan akibat dari keadaan mendidih itu bergerak dari waktu ke waktu dari satu negara ke negara lain, untuk mengkonfirmasi bahwa umat telah meluap dari botol dan memberontak melawan realitas yang dipaksakan padanya, serta merasakan telah menemukan jalannya menuju keselamatan dan pembebasan.
Fakta kedua adalah bahwa pesan berdarah dan intimidasi yang dikirim oleh rezim internasional kepada umat melalui kebrutalan yang dilakukan secara langsung atau melalui alat penguasanya, seperti yang terjadi di Suriah, Libya, Mesir, dan lainnya, tidak mencapai tujuannya untuk menghalangi rakyat dari melakukan pergerakan, pemberontakan dan perjuangan untuk perubahan.
Fakta ketiga adalah bahwa umat secara keseluruhan telah menjadi lebih sadar akan realitas dalam negerinya dan hubungannya dengan kekuatan luar negeri, yang kemudian kesadaran ini pasti akan mendorongnya untuk menyingkirkan realitas yang ada melalui gerakan-gerakan di sana-sini, hingga suatu saat akan mencapai tujuannya.
Fakta keempat adalah bahwa para penguasa kaum Muslim, dengan pengkhianatan mereka dan kroni-kroninya, serta korupsi mereka, juga fasilitas yang mereka berikan pada para musuh untuk menjarah kekayaan negeri mereka, tidak dapat menyelesaikan bahkan terkait masalah mata pencaharian rakyat, apalagi masalah utama mereka.
Dan jika kita ingin mengkonfirmasi lebih banyak lagi fakta, tentu kita butuh ruang yang lebih untuk mengungkapkannya.
Adapun ilusi penguasa Moskow yang dihancurkan oleh gerakan rakyat, yang terbesar adalah ilusi yang bersarang di kepala Putin dan mereka yang bersamanya, yaitu ilusi untuk mengembalikan kejayaan Kekaisaran Rusia.
Para penguasa Kremlin tahu bahwa untuk mengembalikan kejayaan Moskow hanya dapat dicapai dengan melumpuhkan negeri-negeri kaum Muslim di Asia Tengah dan memperbudak kaum Muslim yang tinggal di dalamnya. Sehingga datang gerakan rakyat Kazakstan ini, yang kemudian diikuti oleh gerakan kaum Muslim di negara tetangga lainnya untuk menghancurkan mimpi-mimpi itu.
Rusia berpikir bahwa mereka mungkin dapat menghapus ingatan kaum Muslim di negeri-negeri yang mereka perbudak melalui kekaisaran atau komunisme mereka selama berabad-abad, sehingga kaum Muslim di sana merasakan semua jenis kecelakaan, mulai dari pembunuhan, pengusiran, penganiayaan, penghinaan hingga perang melawan Islam, hingga terjadi revolusi rakyat ini berturut-turut untuk menghancurkan mimpi-mimpi dan ilusi-ilusi itu.
Kaum Muslim di negeri-negeri itu telah menyusu dengan air susu ibu mereka, serta kesetiaan, cinta dan kebanggaan mereka terhadap Islam di satu sisi, sedang di sisi lain kebencian mereka terhadap musuh historisnya, bangsa Rusia.
Sungguh, umat akan tetap dalam keadaan mendidih dan bergerak sampai mencapai daratan keselamatan, dengan menyingkirkan dominasi musuh-musuhnya, dan kembali ke syariat (aturan hidup) dari Tuhannya, sehingga mereka kembali bersatu dalam naungan negara Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, insya Allah. [Ir. Ismail Alwahwah]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 09/01/2022.