Kaum Muslim Harus Paham Siapa Musuh Utama Umat Islam
Mediaumat.info – Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana mengingatkan umat Islam harus paham siapa musuh utama kaum Muslim.
“Umat Islam harus paham bahwa, siapa sih musuh utama mereka?” ujarnya dalam Kabar Petang: Awas! Strategi Baru Isr4el di Golan, Selasa (30/12/2024) di kanal YouTube Khilafah News.
Budi menjelaskan, bahwa institusi Yahudi sudah jelas termasuk dalam daftar musuh, karena merupakan negara yang ditanamkan di Timur Tengah atas peran negara-negara imperalis, baik Inggris ataupun dilanjutkan Amerika Serikat, dan negara-negara Barat yang punya kepentingan terhadap kawasan ini, baik dulu pada masa Inggris dan Prancis, atau sekarang pasa masa Amerika Serikat, bahkan sempat kemarin pada masa Rusia, baik kepentingan dalam konteks minyak, logistik di sana, baik kepentingan terhadap nilai strategisnya sebagai wilayah yang menghubungkan tiga benua, Eropa, Afrika, dan Asia. Termasuk konteks strategis, bahwa Timur Tengah ini, adalah tempat keberadaannya Islam, kebangkitan Islam, dan di situlah Islam bermula dan menjadi ancaman ideologis utama bagi ideologi kapitalisme Barat yang diusung Amerika Serikat dan sekutunya.
“Makanya, umat Islam harus waspada bahwa setiap upaya yang dilakukan umat Islam untuk berjuang ke arah yang lebih baik, terhadap kedzaliman penguasa setempat yang menjadi antek Barat, itu juga harus disertai kewaspadaan,” imbuhnya.
Menurut Budi, umat Islam harus betul-betul menunjukkan kemandiriannya, independensinya secara ideologis, politik, dan ekonomi, sehingga apa yang mereka lakukan itu tidak mudah dibajak oleh musuh-musuh Islam.
“Mudah-mudahan revolusi yang terjadi di dunia Arab, termasuk di Suriah bisa mengarah kepada revolusi munculnya kembali kekuatan Islam yang menentang hegemoni Barat. Jangan kemudian revolusi yang sesaat, hanya menumbangkan rezim, tetapi diganti oleh rezim baru yang mungkin lebih kejam lagi,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Budi menyampaikan bahwa pelajaran dari Mesir itu harus jadi catatan, Arab Spring yang merupakan eforia politik dunia Islam setempat, di kawasan Timur Tengah ini, yang akhirnya dibajak oleh kepentingan-kepentingan Barat.
Sehingga, lanjut Budi, Mesir mengalami situasi yang kembali seperti situasi sebelum Arab Spring, jangan sampai ini terjadi di Suriah. Harus dipahami dan disadari oleh masyarakat di sana, juga menjadi kesadaran politik bagi Islam secara keseluruhan, karena situasi ini tidak hanya terjadi di Timur Tengah, tetapi juga bisa terjadi di dunia Islam yang lain.[] Novita Ratnasari
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat