Kasus Suap Karomani, Menambah Deretan Maling Sok Pancasilais Sok NKRI Harga Mati
Mediaumat.id – Dengan terbongkarnya kasus tindak pidana suap yang melibatkan Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani, dinilai Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin, makin menambah deretan maling uang rakyat yang sebelumnya berlagak pancasilais dan menentang ajaran Islam, khilafah.
“Karomani, menambah deret nama orang yang sok Pancasila, sok NKRI harga mati, menentang khilafah, yang nyatanya maling,” lontarnya kepada Mediaumat.id, Kamis (25/8/2022).
Sebagaimana diberitakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penangkapan Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani pada Sabtu (20/8) dini hari. Kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, saat ini pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap Karomani di Gedung KPK, Jakarta.
Dinyatakan, Karomani diduga menerima suap senilai sekitar Rp2 miliar. Akan tetapi belum jelas suap itu terkait apa.
Lantas sosok yang dilantik menjadi rektor Unila pada 25 November 2019 tersebut diketahui pula pernah menjadi ketua Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) untuk menangkal radikalisme.
Bahkan karena itu, Karomani sering jualan radikalisme dan anti-khilafah. “Jualan Pancasila dan NKRI harga mati,” terang Ahmad, seraya menegaskan kembali perihal penentang ide khilafah, tetapi ternyata maling juga.
“Sok jagoan menentang khilafah, ternyata maling,” tegasnya lagi.
Lebih lanjut Ahmad membeberkan nama-nama seperti Rohmahurmuzy, eks ketua PPP; Imam Nahrawi, politisi PKB yang juga paling sok Pancasila dan juga anti terhadap khilafah, serta paling gencar jualan radikalisme, faktanya, ungkap Ahmad, mereka semua maling uang rakyat.
Sama halnya seperti Setya Novanto, Idrus Marham, Juliari Peter Batubara yang semuanya juga sok pancasilais. Padahal, tegas Ahmad, lagi-lagi mereka ternyata terbukti maling semua.
“Sekarang tinggal kita perhatikan, yang jualan radikalisme, terorisme, menolak khilafah dan ngakunya paling Pancasila dan paling NKRI, tunggu saja waktunya,” tuturnya, sembari memaparkan bahwa ujung-ujungnya mereka bakalan diciduk KPK karena maling.
Oleh karena itu, Ahmad berharap, kalau ada pihak yang memang tidak sependapat dengan perjuangan penegakan khilafah, minimal diam. “Bukan (malah) menghalangi, apalagi menentang,” timpalnya.
Penting dipahami, para pejuang khilafah hanya menjalankan perintah Allah SWT. Berani berurusan dengan pejuang khilafah, sama saja berani berurusan dengan Allah SWT.
Maka itu, ia mengimbau agar publik tidak serta-merta menolak ide khilafah apalagi menentangnya. “Khilafah adalah ajaran Islam, dari Allah SWT. Berani berurusan dengan khilafah, siap-siap dicokok KPK seperti Karomani,” pungkasnya.[] Zainul Krian