Mediaumat.info – Menyikapi maraknya kasus bunuh diri di tengah masyarakat, termasuk di kalangan remaja, Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menuturkan, harus ada pembinaan seputar ketauhidan.
“Memang anak-anak itu, di kalangan remaja itu khususnya, itu harus dibina tauhidnya dari awal gitu,” ujarnya dalam Focus to The Point: Orang Tua Khawatir, Bunuh Diri Marak! Sabtu (4/12/2023) di kanal YouTube UIY Official.
Untuk diketahui, berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023.
Angka itu sudah melampaui kasus bunuh diri sepanjang tahun 2022 yang jumlahnya 900 kasus. Baru-baru ini ada pula dua kasus dugaan bunuh diri di lingkungan mahasiswa yang ramai diberitakan.
Pertama, kasus dugaan bunuh diri seorang mahasiswa berinisial NJW (20) yang ditemukan tewas di Mal Paragon Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (10/10/2023).
Kedua, kasus dugaan bunuh diri seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Semarang, Jawa Tengah, berinisial EN (24) yang ditemukan meninggal di kamar indekosnya, Rabu (11/10/2023).
Dengan kata lain, sambung UIY, pembinaan dimaksud bertujuan agar masyarakat, termasuk remaja dalam hal ini mahasiswa sekalipun, mampu ‘membaca ‘ kemungkinan-kemungkinan bagi perubahan di dalam kehidupan mereka.
Artinya pula, baik atau buruk yang terjadi pada kehidupan manusia, hanyalah persepsi manusia itu sendiri. Sementara, hikmah yang terjadi setelah itu, tak ada yang mengetahui kecuali Allah SWT.
Namun sayang, sebagian masyarakat tak memiliki pemikiran seperti itu. “Ini hari ada banyak orang yang berpikir pendek. Begitu dia itu gagal, gagal dalam masalah macam-macam, itu seperti seolah-olah dunia ini sudah mau kiamat, habis masa depan dia gitu,” ucapnya.
Apalagi, ketika seseorang meninggal karena bunuh diri, maka peluang bagi kemungkinan-kemungkinan perubahan dimaksud seketika tertutup. “Orang yang bunuh diri itu, itu menutup seluruh peluang (perubahan bagi dirinya),” tukas UIY.
Faktor Iman
Sebagaimana Nabi Yusuf as yang tak mengetahui kelanjutan cerita pasca dimasukkan ke sumur oleh saudara-saudaranya, kata UIY menuturkan, semestinya umat saat ini pun tak putus harapan.
Demikian pula dengan sosok Siti Hajar yang juga tidak mengetahui apa yang bakal menimpa dirinya bersama Ismail kecil yang kehausan di tengah padang pasir tandus pasca ditinggalkan Nabi Ibrahim as.
Maka di situlah pentingnya iman kepada Allah SWT. “Di situlah pentingnya iman dan keyakinan bahwa Allah SWT itu bersamanya, akan menyelesaikan, akan menolong dia memberikan jalan keluar,” terangnya, yang berarti sekali lagi seorang Muslim tidak boleh berputus harapan.
Ditambah, dikarenakan tindakan bunuh diri yang menurut Islam tergolong perbuatan dosa, maka penting pula mengaitkan perbuatan di dunia dengan akhirat, yang kata UIY, memiliki kata ‘kunci’ berpahala atau tidak.
“Penting sebenarnya mempersepsi semua peristiwa yang terjadi itu di dalam kerangka akhirat tadi. Pahala-dosa, kebaikan-keburukan, di mata Allah SWT,” jelasnya.
Dengan demikian, pungkas UIY, diharapkan siapa pun tidak akan mungkin melakukan sesuatu yang justru menjauhkan dari pahala atau bahkan menimbulkan dosa yang sangat besar seperti bunuh diri.[] Zainul Krian