Jubir HTI: Aksi 212 untuk Tunjukkan Bendera Tauhid Bukan Sembarang Simbol
Mediaumat.news – Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto menegaskan Reuni Aksi 212 besok untuk menunjukkan bahwa bendera tauhid bukanlah sembarang simbol.
“Aksi 212 ini untuk menunjukkan bahwa bendera tauhid bukanlah sembarang simbol, ini adalah cerminan dari kesatuan pikiran dan perasaan umat Islam,” ujarnya saat wawancara usai acara diskusi publik Tabloid Media Umat di Gedung Joang 45 Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, (29/11/2018)
Menurutnya, aksi besok ini adalah bentuk pengakuan dan jawaban bahwa bendera tauhid itu adalah liwa dan rayah, sebagaimana yang tersebut dalam hadits Nabi SAW.
Ismail juga melihat bahwa aksi kali ini adalah momentum berbeda walaupun momentum kali ini memang berkaitan dengan aksi 212 sebelumnya, yaitu menuntut keadilan terhadap penista Al-Qur’an. Akan tetapi, faktanya penistaan agama itu tidak berhenti sampai di situ.
Ismail melihat masih belum ada tindakan tegas terhadap penista yang lain. Contohnya, kasus Sukmawati, Victor Laiskodat dan termasuk baru-baru ini pembakaran bendera tauhid yang sampai sekarang pun belum ada pengakuan bahwa ini adalah bendera tauhid.
Ia menilai hukuman pada pelaku pembakaran tersebut adalah penghinaan baru karena tidak pernah diakuinya pelaku melakukan pembakaran. “Apalah artinya hukuman sepuluh hari dengan denda sepuluh ribu dan itu menurut kita adalah penghinaan baru bahwa tindakan itu seolah-olah tidak masalah karna tidak pernah diakui mereka melakukan pembakaran terhadap bendera tauhid, jadi mereka disalahkan karena kegaduhan, andai mereka tidak gaduh maka ia tidak salah,” ucapnya.
Maka menurut Ismail, reuni 212 sangat relevan untuk diadakan. Relevan untuk menunjukkan pembelaan terhadap agama dan relevan juga bahwa umat Islam di negeri ini bersatu dengan tertib dan melakukan kegiatan dengan damai dan itu penting sekali.
“Untuk itu umat Islam hadirilah reuni 212 karena reuni ini untuk menunjukkan ukhuwah umat Islam di Indonesia masih ada. Inilah cara kita untuk melawan rezim yang anti Islam. Ketidakadilan semakin menganga hukuman cuma ditujukan ke kelompok yang berlawanan arah politiknya. Kegaduhan dilakukan oleh para elite politik sehingga rakyat jadi resah. Umat punya alasan untuk menuntut keadilan. Mengibarkan bendera tauhid untuk merefleksikan keagamaan kita,” pungkasnya.[] Ghifari Ramadhan