Mediaumat.id – Pemberian tanda kehormatan sebagai Bapak Otomotif Indonesia kepada Presiden Joko Widodo oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI) dinilai Pengamat Politik Rizqi Awal terlalu terburu-buru.
“Kalau penyematan ini disematkan kepada Pak Joko Widodo, tampaknya ini terlalu terburu-buru kalau menurut saya,” ungkapnya dalam acara Kabar Petang: Bikin Heran! Jokowi Dapat Gelar Bapak Otomotif, Sabtu (25/2/2023) di kanal YouTube Khilafah News.
Menurutnya, dunia otomotif Indonesia tidak mulai berkembang di masa Jokowi. Namun jauh dari itu. Karenanya, jika mau adil penyematan tersebut bisa dilakukan kepada para pendahulu-pendahulu.
“Industri otomotif di Indonesia itu diawali dengan masuknya salah satu produk mobil yang kala itu masih seperti kereta di tahun 1800-an. Pembeli pertamanya adalah Pakubuwono X, yang datang tahun 1897 di pelabuhan Semarang,” ungkapnya.
Bahkan, lanjut Rizqi, di masanya Soeharto itu mulai muncul adanya sirkuit-sirkuit, perlombaan-perlombaan, termasuk sirkuit Sentul yang masih digunakan dalam balapan-balapan tertentu baik dari level daerah, nasional, maupun internasional.
Alasan Presiden Jokowi dijadikan sebagai Bapak Otomotif dinilai karena memberikan dukungan penuh terhadap kemajuan otomotif di Indonesia. Namun, menurut Rizqi, setiap presiden itu memang memiliki kewajiban untuk memajukan otomotif di Indonesia. Jika disebut berjasa, menurutnya, belum.
Ia menilai, justru malah terjadi polemik yang cukup khususnya terkait mobil Esemka yang telah membawa Jokowi dari Solo ke Jakarta.
“Di mana mobil Esemka yang dulu digadang-gadang menjadi mobil nasional atau pesaing mobil-mobil terkemuka di Indonesia?” pungkasnya. [] Ade Sunandar