Mediaumat.id – Film dokumenter sejarah Islam Jejak Khilafah di Nusantara 2 (JKDN 2), yang premier pada Rabu (20/10/2021), juga menceritakan tentang surat dari Pulau Penyengat untuk Khalifah Abdul Majid I.
“Enam tahun berselang setelah Sultan Manshur Syah (Aceh) mengirim suratnya ke Khalifah Abdul Majid I, surat serupa juga datang dari Pulau Penyengat, tempat kedudukan Yang Dipertuan Muda Kesultanan Riau berkuasa,” tutur narator Akhmad Adiasta dalam film yang ditayangkan secara daring tersebut.
Dikisahkan dalam film tersebut, bahwa yang Dipertuan Muda Riau VIII, Raja Ali bin Raja Ja’far, dari Kesultanan Riau-Lingga yang berpusat di Pulau Penyengat dan Pulau Lingga pada tahun 1857 mengajukan permohonan agar Kesultanan Riau diakui menjadi bagian dari Khilafah Utsmaniah.
“Saya memohon dari sumber kasih sayang dan kelembutan Daulah ‘Aliyyah (Khilafah Utsmaniah), semoga Allah mengabadikannya, agar saya dijadikan di bawah naungannya untuk selamanya, naungannya telah meliputi yang banyak dan yang sedikit, dan agar saya digolongkan sebagai rakyat yang ada di bawah perlindungannya,” sebagaimana tertulis dalam surat tersebut.
Selain itu Raja Ali bin Raja Ja’far meminta izin secara khusus agar bendera Utsmani dikibarkan di Kesultanan Riau-Lingga. Sehingga dengan berkibarnya bendera Utsmani di Riau, menjadi perlambang bahwa wilayah Riau ini tunduk kepada Utsmani. Dan ini menjadi semacam lambang perlawanan terhadap Belanda dan Inggris yang waktu itu ingin sekali berkuasa dan menguasai Selat Malaka yang secara de facto dan de jure adalah wilayah Kesultanan Riau-Lingga.
“Ada satu alasan mengapa kemudian bendera Kesultanan Riau-Lingga, yang itu merupakan penguasa Selat Malaka itu sama persis dengan bendera Utsmaniah,” pungkas narator.[] Agung Sumartono