Mediaumat.info – Terkait prospek dari rezim baru akan datang yang dinahkodai Prabowo Subianto (PS), Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) memandang, umat tak bisa lagi berharap jika cara pandangnya masih sama dengan rezim sebelumnya.
“Jika cara pandangnya itu masih sama dengan yang kemarin, maka bagaimana kita bisa berharap ada sesuatu yang baru di masa yang akan datang,” ujarnya dalam Diskusi Online Media Umat: Rezim Baru, Harapan Baru? di kanal YouTube Media Umat, Ahad (13/10/2024).
Celakanya, sambung UIY, sebagaimana penegasan pada suatu kesempatan, PS dan wakil presiden RI terpilih, Gibran Rakabuming Raka, akan melanjutkan program-program pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Meski PS mengakui bahwa belum semua program berjalan baik, namun sejauh ini tidak ada penjelasan mengenai program apa saja yang sebenarnya akan dilanjutkan. “Sejauh ini tidak ada penjelasannya apa sebenarnya yang akan dilanjutkan itu,” ucap UIY.
Kendati demikian, sebutlah ketika ada gagasan menyangkut paradigma baru yang bersumber dari Islam, yang selama ini ada kecenderungan dituduh terdapat bibit-bibit radikalisme yang akan mengancam negara ini.
Padahal, Indonesia adalah negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim. Dan tak semestinya ada umat Islam yang bahkan anti terhadap segala sesuatu yang bersifat islami.
“Begitu ada sedikit ada bau-bau sebutlah ‘Islam’, itu langsung kayak orang itu muncul kecurigaan dan bahkan kemudian berkembang ketidaksukaan, malah mungkin kebencian terhadap apa yang dikatakan sebagai bau-bau islami itu,” urainya.
Sangat bertolak belakang dengan ketika ada sesuatu yang berbau kebarat-baratan malah enggak ada sensitivitasnya. Misal menyangkut LGBT maupun hukum-hukum peninggalan Belanda.
“Bahkan juga ekonomi yang liberalistik, tatanan yang ribawi, itu enggak ada sensitivitasnya,” tambahnya.
Menurutnya, hal ini akan sangat berdampak buruk bagi masa depan negeri jika mengingkari Islam berikut potensi besarnya dalam pembangunan sumber daya manusia.
Artinya, Islam berikut ketauhidannya harus dianggap sebagai potensi pembangunan utama negeri ini. Bukan justru menepis modal dasar pembangunan sumber daya manusia yang menurut UIY, paling kokoh tersebut.
Sebab, kalau sudah tidak takut lagi kepada aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian, kejaksaan maupun KPK, misalnya, kepada siapa lagi Muslim akan takut kalau Tuhan saja disingkirkan dari dalam arena pembangunan sumber daya manusia.
“Ini juga menjadi pertanyaan, apakah hal ini akan diperhatikan oleh PS di masa yang akan datang di dalam kepemimpinannya? pungkasnya. [] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat