Jelang Perang Dunia III, Peran Israel dan AS Tidak Dapat Dipisah

Mediaumat.info – Pakar Hukum Pidana Dr. H. Abdul Chair Ramadhan, S.H., M.H. menyatakan, menjelang pecahnya perang dunia III peranan Israel dan Amerika Serikat (AS) tidak dapat dipisahkan.

“Menjelang pecahnya Perang Dunia III, peranan Israel dan AS tidak dapat dipisahkan. Pemisahan keduanya sesuatu hal yang tidak mungkin,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima media-umat.info, Selasa (6/8/2024).

Bahkan, lanjutnya, semua Presiden AS sejak berdirinya pada tahun 1776 telah mengadopsi kebijakan politik Zionis.

“Presiden Woodrow Wilson yang dikenal sangat mendukung perjuangan bangsa Yahudi, memberikan dukungan penuh Perjanjian Balfour tahun 1917, dan dengannya membuka pintu bagi imigran Yahudi ke Palestina,” tuturnya.

Dengan berkecamuknya konflik di Timur Tengah, bebernya, menjadikan AS superior guna mengontrol dan mendominasi geopolitik Timur Tengah. Israel yang selalu mendapatkan perlindungan itu menunjukkan dominasi AS atas kawasan Timur Tengah.

“Di sisi lain AS selalu mengkhawatirkan komunis. Di mana sekarang ini memperlihatkan kemajuan Cina yang demikian pesat dan ditambah lagi dengan isu Laut Cina Selatan yang semakin memanas. AS berkeyakinan bahwa komunis adalah Antichrist (Antiyesus/Mesiah Palsu)) yang sesungguhya. Padahal, komunisme yang dibangun oleh Karl Marx merupakan wajah baru secret societies itu sendiri. Demikian itu terhubung dengan rencana program Adam Weschaupt yang mendahuluinya. Simbol-simbol rahasia yang terdapat dalam uang satu dolar menunjukkan eksistensi Zionis. Simbol Lucifer (Dajjal) justru sosok Antichrist,” tuturnya.

Menjadi pertanyaan, ungkap Abdul Chair, mengapa ‘konflik religius’ ini tidak menjadikan keduanya bercerai? Bukankah komunis itu dilahirkan oleh Zionis.

Terkait alasan konflik religius ini, jelasnya, tidak menjadikan keduanya (Israel-AS) bercerai karena elite Zionis secara turun temurun yang menentukan kebijakan dan kekuatan nasional AS, utamanya aspek ekonomi dan politik.

“Siapa pun presiden AS harus ditentukan oleh Zionis internasional dan mengabdi pada kepentingannya. Konsepsi strateginya mengikuti konsep yang dirumuskan dengan jelas oleh Theodor Herzl (Bapak Zionisme Modern) dalam bukunya Der Judenstat. Dalam konsep tersebut, bukan hanya untuk mendirikan negara Yahudi. Namun lebih jauh ia membuat konsep besar kepemimpinan tunggal New Word Order guna menguasai dunia dengan mendirikan negara Israel Raya. Chaim Weizmann, pemimpin Organisasi Zionis Dunia dan Presiden pertama Israel, dalam bukunya,  A Biography, Jehuda Reinharz dan Motti Golani, menjelaskan upaya dukungan dari politisi dan negarawan berpengaruh serta orang-orang Yahudi di seluruh dunia,” jelasnya.

Tidaklah mengherankan jika kini, bebernya, tercatat empat puluh sembilan organisasi aktif yang tergabung di bawah satu atap Conference of Presidents of Major American Jewish Organizations (CPMAJO). Jumlah yang sama dengan jumlah negara bagian AS. American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) dan American Jewish Committee (AJC) yang begitu fanatik berada di dalam CPMAJO. Keberadaannya memiliki pengaruh penting dalam lobi di kalangan eksekutif dan Kongres AS.

“Peninggalan simbol agenda besar penguasaan dunia terdapat dalam uang satu dolar AS. Dalam bagian depan uang itu bergambar George Washington (Presiden AS pertama), dan bagian belakangnya bergambar piramida. Letak gambar piramida yang ada di belakang, sebagai isyarat bahwa di belakang AS itu ada kekuatan lain yakni Zionis internasional. Pencipta beragam peperangan yang diteruskan itu akan ada masanya, dihentikan oleh Imam Mahdi di akhir zaman. Tiada lagi globalisasi yang notabene bagian dari proposal global,” pungkasnya. [] Setiyawan Dwi

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: