Jangan Tertipu oleh Ketangkasan Erdogan Menyulap Kata-kata
Mediaumat.id- Anggota Kantor Media Hizbut Tahrir Ukraina Mustafa Amin mengingatkan agar jangan tertipu oleh ketangkasan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyulap kata-kata ketika berbicara dalam “Reli Besar Palestina”, yang berlangsung di Bandara Ataturk Istanbul untuk memprotes tindakan militer zionis Yahudi di Jalur Gaza dengan menyebut negara-negara Barat sebagai penyebab utama konflik militer tersebut dan bertindak “tanpa mengotori tangan mereka sendiri,” dan Zionis Yahudi sebagai “pion yang suatu hari nanti akan dikorbankan.”
Mustafa mempertanyakan, bukankah Republik Turki yang saat ini dipimpin oleh Erdogan, adalah sekutu dan mitra Barat? Bukankah ada pangkalan militer Amerika di Turki? Bukankah Türki, sebagai anggota NATO ikut serta dalam pendudukan Afghanistan. Belum lagi peran jahat rezim Turki dalam peristiwa di Suriah, Libya dan negara-negara Muslim lainnya.
Mustafa melihat, Erdogan menyebut entitas Zionis Yahudi sebagai pion, tapi Erdogan bungkam bahwa Turki adalah salah satu negara pertama yang mengakui pembentukan entitas Zionis Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki penjajah Barat.
Selain itu Mustafa membeberkan, ada hubungan diplomatik dan kerja sama antara Turki dan entitas penjajah Zionis Yahudi ini. Di antaranya terdapat perjanjian perdagangan bebas yang mencakup, antara lain, bidang senjata dan teknologi militer, dengan saldo tahunan beberapa miliar dolar.
Mustafa menilai, dengan menuduh Barat ingin memicu perang “antara bulan sabit dan salib,” Erdogan ingin melepaskan diri dari tanggung jawab atas pembunuhan tanpa hukuman terhadap umat Islam di Palestina.
Negara adidaya Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, ujarnya, memang bermusuhan dengan umat Islam, Barat menyatakan Islam sebagai satu-satunya ancaman terhadap ekspansi kolonial mereka di bawah slogan “menyebarkan demokrasi dan melindungi hak asasi manusia.”
“Bukankah mereka berperang melawan Islam, menghina Rasulullah SAW dan membakar Al-Qur’an, menyerang pakaian seorang wanita Muslim, membuka ‘masjid’ mereka untuk homoseksual, pelacur ditempatkan sebagai ‘imam’. Bukankah mereka menciptakan ‘Islam’ Eropa atau Amerika yang sesuai dengan doktrin sekularisme yang mereka ciptakan,” tutur Mustafa.
Terakhir Mustafa mempertanyakan, bahwa Erdogan berada di pihak siapa. Sebab ketika mengunjungi makam penjahat keji Ataturk, Erdogan tidak meludahinya, tetapi dengan sungguh-sungguh meletakkan bunga dan bersumpah untuk “mempertahankan warisannya dengan baik. Padahal warisan ini, yaitu penghapusan hukum syariah untuk menyenangkan orang-orang kafir dan penerapan hukum kekafiran bagi umat Islam adalah kekejaman terbesar terhadap umat Islam.”
“Hai Erdoğan! Bukankah darah para lansia, wanita dan anak-anak di Gaza lebih berharga daripada air mata dan pidato kemarahan Anda yang mengguncang udara? Lalu mengapa tentara dan angkatan laut Turki mengadakan parade dan tidak terburu-buru memberikan bantuan?” pungkas Mustafa.[] Agung Sumartono