Ekspo Rajab 1443 H bertajuk Ambruknya Kapitalisme, Tegaknya Peradaban Islam diselenggarakan serentak pada akhir bulan Rajab 1443 H hampir di seluruh penjuru nusantara, tak terkecuali Provinsi Jambi. Forum Ats Tsaqofi selaku penyelenggara acara Ekspo Rajab Jambi mengaku sangat bangga bisa menyelenggarakan kegiatan tersebut dengan sukses. Kegiatan temu tokoh yang sempat vakum selama 2 tahun lebih dikarenakan pandemi covid 19 akhirnya bisa kembali dilaksanakan meskipun tetap dalam pengawasan dan penerapan protokol kesehatan yang cukup ketat.
Bertempat di salah satu hotel berbintang di Jambi, acara Ekspo Rajab dimulai sejak pagi hingga menjelang sholat dzuhur pada Ahad, 20 Februari 2022. Puluhan tokoh memadati ruangan aula hotel dan mengikuti acara dengan penuh antusias. “ini ajang silaturahmi dan temu tokoh jambi yang sudah lama tidak berjumpa secara offline sejak pandemi, tentu kami berharap acara semacam ini terus bisa dilaksanakan ke depannya” ungkap ketua panitia.
Menghadirkan pembicara dari Kota Medan, Ustadz Marwan Rangkuti, ST, ekspo Rajab Jambi semakin semarak. Acara dibuka oleh pengasuh forum Ats Tsaqofi, Ustadz Muhammad Idris dan dilanjutkan dengan sesi diskusi hangat bersama pemateri yang dimoderatori oleh Ustadz Endro Prasetyo. Pada sela-sela penyampaian materi, tim kreatif juga sempat untuk menayangkan beberapa video pendek untuk membuka diskusi. Diantara video yang membuat geger peserta yakni tentang potongan film dokumentar yang sempat viral tahun lalu “JEJAK KHILAFAH DI NUSANTARA”. Pada bagian alur cerita Jambi, sekitar 7 menit, membuat para peserta ekspo Rajab terbuka wawasannya. “Ternyata Khilafah sangat dekat, hubungan jambi dengan Khilafah Turki Utsamani begitu erat di bawah Raja Jambi Sultan Thaha Syaifuddin” pungkas salah seorang peserta.yang hadir dengan semangat.
Tema besar ekspo Rajab 1443 H ini juga sekaligus memperingati 101 Tahun Tanpa Khilafah. Ustadz Marwan Rangkuti selaku pembicara tunggal menjelaskan dengan gamblang bagaimana kondisi umat paska ketiadaan Khilafah, Umat tercerai berai bak ayam kehilangan induk dan yang paling menyesakkan adalah tidak diterapkannya hukum Islam di tengah umat sehingga kemaksiatan, kedzoliman dan kehinaan umat islam kian berat. Disisi lain, bercokolnya Kapitalisme di seluruh belahan dunia saat ini telah Nampak kerusakannya. Dibidang Ekonomi, kesenjangan antara kaya dan miskin kian jauh. Rakyat diperas dengan pajak, sementara aset dan sumber alam dikuasai oleh segelintir orang. Di bidang sosial terjadi kerusakan yang sangat signifikan akibat budaya liberalisme. Pergaulan bebas dan gaya hidup hedonisme membuat umat islam terserat pada jurang kemaksiatan.
Acara kian hangat dengan adanya suara tokoh umat Jambi yang turut berbicara dan menguatkan opini ruangan. Salah seorang tokoh yakni Bapak Aswandi Idris (Dosen Universitas Jambi) juga sepakat bahwa kemunduran umat islam dikarenakan tidak diterapkannya hukum islam. Riba merajalela, kerusakan alam akibat penambangan yang brutal dan tidak meratanya kesejahteraan rakyat padahal indinesia adalah negeri yang kaya. Sedangkan bapak Bambang salah seorang tokoh dari Kab. Merangin Jambi menanyakan dengan nada sindiran, “ Sebenarnya para pejabat Negara itu Ngerti atau nggak!!! dengan kerusakan negeri dan banyaknya rakyat miskin??. Sebenarnya ngerti atau nggak, tentang Islam Kaffah dan Khilafah, hingga mereka bersusah payah memusuhi Khilafah dan para pengembannya??”.
MasyaAllah begitu luar biasa umat merindukan kembali tegaknya hukum Islam di bawah naungan Khilafah. Pembicara menguatkan, “bahwa mungkin para Kapitalisme dan Oligarki saat ini bisa membeli seluruh yang mereka mau, hukum, kekayaan alam , politik semua mereka beli. Namun ada satu hal yang tidak akan terbeli, yakni perasaan umat, hati umat yang istiqomah dan senantiasa bersabar dalam berjuang menegakkan Islam dan Khilafah” pungkas ustadz Marwan Rangkuti.. Allahu Akbar..[]