Mediaumat.id – Pernyataan Duta Besar (Dubes) Israel untuk Singapura Sagi Karni yang mengaku sedih gelaran Piala Dunia U-20 2023 batal diselenggarakan di Indonesia karena sabotase politik, dinilai Pengamat Politik Islam Dr. Riyan M.Ag. sebagai pernyataan maling teriak maling.
“Menurut saya, pernyataan Dubes Israel bahwa batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 karena sabotase politik adalah pernyataan maling teriak maling,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Kamis (6/4/2023)
Menurut Riyan, hal itu pantas dikatakan maling teriak maling karena faktanya yang menjadi penyebab adalah keberadaan Israel. Israel adalah penjajah yang menjadikan kedok diplomasi olahraga telah membuat FIFA bersikap tidak adil dengan melindungi timnas Israel.
“Artinya, bahwa malingnya adalah Israel tetapi menuduh orang atau pihak yang menolak keberadaan Israel sebagai penjajah, sebagai maling. Ini adalah sabotase politik yang sesungguhnya,” ucap Riyan.
Riyan mengungkapkan, sesungguhnya akar masalahnya adalah keberadaan Israel sebagai penjajah yang didukung oleh negara penjajah yang lebih besar yakni Amerika Serikat, sampai saat ini melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat Muslim Palestina.
Peristiwa terakhir yang penting untuk diungkapkan, ujar Riyan, adalah serangan tentara Israel ke jamaah shalat Tarawih di Masjidil Aqsha dan penyerangan tentara Israel di Stadion Al-Husein saat Final Liga Palestina. Kebrutalan ini sesungguhnya terus berulang dan dunia diam.
Selain itu, secara faktual, FIFA telah melakukan ketidakadilan dengan kasat mata. Saat Rusia menyerang Ukraina, FIFA melarang keikutsertaan Rusia di Piala Dunia Qatar 2022. Sementara saat Israel menjajah Palestina dengan berbagai tindakan brutal, FIFA malah melindungi Israel.
“Kalau mau fair, harusnya Israel dikeluarkan dari kepesertaan Piala Dunia U-20. Bukan malah mencabut posisi tuan rumah dari Indonesia. Ini menjadi indikasi kuat, FIFA di bawah persekongkolan lobi Israel,” beber Riyan.
Riyan menegaskan, seharusnya sikap kaum Muslim memandang persoalan keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 dan event lain, adalah masalah cabang dari persoalan utama bahwa keberadaan Israel sebagai entitas negara adalah tidak sah di atas persekongkolan zionis Yahudi dan negara Barat gembong penjajah yakni Inggris dan Amerika, terhadap tanah kharajiyyah dan kaum Muslim di bumi Al-Quds (Palestina) yang diberkahi, kiblat pertama kaum Muslim dan Isra’ Mi’raj-nya Baginda Rasulullah SAW.
Dua Solusi
Sehingga ia melihat, ada dua solusi yang harus dilakukan oleh kaum Muslim. Pertama, solusi strategis untuk permasalahan ini adalah batalkan kepesertaan Israel di Piala Dunia U20 dan event internasional yang lain. Kemudian langkah pemutusan hubungan diplomatik terhadap Israel dan negara yang melindunginya. Bukan malah membiarkan Israel bergentayangan dengan legal ke berbagai wilayah termasuk ke negeri-negeri Muslim.
Kedua, adalah solusi hakiki dan syar’i yaitu dengan mengobarkan jihad fi sabilillah terhadap negara kafir harbi fi’lan seperti Israel dan pendukungnya sampai mereka hilang dari muka bumi. Bukan solusi pragmatis yang tidak syar’i dalam bentuk solusi dua negara (two state solution), karena itu sama saja membiarkan perampok hidup berdampingan dengan yang dirampok. “Satu kata untuk penjajah Israel: Usir!” tegas Riyan.
Tapi semua itu akan dapat dilakukan manakala kaum Muslim di seluruh dunia bersatu dalam satu kepemimpinan global, yaitu khilafah ala minhajin nubuwwah tsaniyah. “Karenanya menegakkan khilafah adalah puncak kewajiban (tajul furudh) yang dilaksanakan dengan meneladani Rasul SAW dan para shahabat yang menjadi khalifah sesudahnya,” pungkas Riyan.[] Agung Sumartono