Mediaumat.news – Perbuatan Israel yang berupaya menghalangi azan di Masjidilaqsa dengan menyabotase akses menuju menara dan memutus aliran listrik untuk pengeras suara pada Ramadhan 1442 H dinilai kurang ajar oleh Pengamat Politik Internasional Umar Syarifudin.
“Ini bukti yang kesekian kalinya bahwa Israel memang kurang ajar!” tegasnya kepada Mediaumat.news, Jumat (16/04/2021).
Umar mengatakan, eksistensi Israel adalah kejahatan besar di dunia. Menurutnya, Masjidilaqsa dan Palestina tidak akan dibebaskan kecuali dengan kekuatan. “Kekuatan ini ada pada tentara umat Islam dari bangsa Arab dan ajam (non-Arab),” ujarnya.
Ia berharap agar umat memberi tekanan pada rezim penguasa yang mengontrol kaum Muslim dan tentara, agar rezim ini menggerakkan tentara umat untuk memerangi entitas penjahat ini. “Melenyapkannya dari peta dunia, kemudian mengembalikan seluruh Palestina ke pangkuan Islam dan kaum Muslim,” ungkapnya.
Umar kecewa dengan sikap rezim-rezim Muslim yang telah meninggalkan tugas mereka, serta melupakan kewajibannya untuk membebaskan Palestina dengan cara menggerakkan tentara. “Para penguasa Muslim telah memutuskan untuk meminta bantuan masyarakat internasional, terutama Komite Quartet, PBB dan Unesco agar mereka yang memikul tanggung jawab untuk menjaga Al-Quds dan Masjidilaqsa. Sehingga, dengan semua ini, sungguh mereka mengumumkan bahwa mereka berlepas diri dari kewajibannya atas seluruh Palestina,” bebernya.
Dua Catatan Penting
Menurutnya, kejadian Israel yang menghalangi azan di masjid yang terjadi pada Ramadhan sekarang ini menekankan pentingnya penyelesaian isu Palestina. Terkait hal itu, Umar memberikan dua catatan penting.
Pertama, umat Islam harus sadar bahwa isu Palestina adalah isu kaum Muslimin. Palestina menjadi sebuah untaian permata dalam sejarah kaum Muslimin sejak saat Allah SWT mengkaitkan Masjid Suci di Makkah, yakni ketika Allah SWT membawa Rasul-Nya pada malam hari dari Masjidilaqsa. Allah SWT berfirman, “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya.”
Oleh sebab itulah, ia mengajak umat untuk memandang Palestina melalui perspektif Islam. “Kita harus bekerja bersama umat untuk menyangkal seruan bagi kaum Muslim dan para penguasa Muslim yang akan pertama kali berusaha untuk memberikan bingkai kembali atas isu itu sebagai sebuah isu Arab, kemudian sebagai sebuah isu Palestina, dan sekarang hanya sebagai isu Gaza!” tandasnya.
Kedua, isu Palestina adalah sesuatu yang dekat dengan hati orang-orang yang beriman di seluruh dunia. “Kaum Muslim rindu untuk melihat wilayah itu dibebaskan dari pemerintahan tiran Israel. Agar hal ini bisa terlaksana, umat harus menyingkirkan sistem kapitalisme dan para penguasa korup itu dan menggantikannya dengan penerapan syariah secara kaffah dan menunjuk khalifah yang terpercaya,” bebernya.
“Sebagaimana Rasulullah SAW sabdakan bahwa imam (khalifah) adalah perisai, di belakangnya kaum Muslim berperang dan melindungi diri mereka,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it