Mediaumat.news – Kritikan Dubes Israel untuk Singapura Sagi Karni terhadap Indonesia, Malaysia dan Brunei lantaran ketiga negara Asia Tenggara tersebut mengecam gempuran zionis Yahudi ke Gaza pada Mei lalu, dinilai Direktur Institute Muslimah Negarawan (IMuNe) Dr. Fika Komara bias dan arogan. “Pernyataan ini tidak hanya bias tapi juga sangat arogan,” tuturnya kepada Mediaumat.news, Jumat (18/6/2021).
Karena, lanjut Fika, narasi anti semit yang kembali dibunyikan oleh Sagi Karni, si Dubes Israel untuk Singapura semakin menunjukkan watak aslinya sebagai penjajah. “Ia menuding Indonesia dan dua negeri Muslim lainnya di ASEAN tidak jujur, karena melupakan karakter Hamas yang merupakan gerakan anti-semit dan fasis. Sungguh lucu tudingan ini, seperti lupa bercermin bahwa Israel justru yang sesungguhnya sangat fasis, apartheid dan anti Muslim,” ujarnya.
Fika menyebutkan, Sagi Karni juga mengabaikan fakta bahwa yang ditolak negara Muslim Asia Tenggara adalah penjajahan dan pendudukan negara zionis Israel di Palestina bukan menolak ras atau etnis Yahudi,” imbuhnya.
Ia menilai, Singapura bersama Myanmar adalah dua negara ASEAN yang tidak mau mengakui kemerdekaan Palestina. “Ini berarti dua negara ini adalah fans garis keras zionis. Dubesnya yang di Singapura sangat vokal membela zionisme dan mencari pembenaran akan agresinya terhadap Muslim Palestina,” ungkapnya.
Fika mengatakan, Israel memiliki 6 kedutaan besar di Asia Tenggara di Singapura, Myanmar, Thailand, Vietnam, Filipina dan Kamboja.
“Menurut seorang tokoh Malaysia – Mohd Azmi Abdul Hamid- yang dimuat di New Strait Times 3 Juni lalu, enam kedutaan ini sangat aktif dalam melakukan pekerjaan intelijen melalui Mossad dan CIA di Asia Tenggara. Memonitor negeri-negeri Muslim yang memusuhinya dan terus berupaya menyeret negara-negara ini ini agar mau mengakui Israel melalui kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel, seperti yang terjadi pada UEA, Bahrain, Maroko tahun lalu,” bebernya.
Oleh sebab itu, ia mengingatkan kepada seluruh kaum Muslim untuk mewaspadai para pendukung Yahudi di Asia Tenggara.[] Achmad Mu’it