Islam di Eropa
Menurut website Kebijakan Luar Negeri, adalah Austria, bukan Prancis yang memimpin tindakan keras terhadap Muslim di Eropa. Al Jazeera melaporkan bahwa Kanselir Sebastian Kurz mengatakan kepada para wartawan, “kami akan mempidanakan apa yang disebut ‘islam politik’ untuk bergerak melawan mereka yang bukan teroris tetapi sedang mempersiapkan landasan untuk itu”. Sejumlah langkah lain juga diumumkan, termasuk menyederhanakan prosedur penutupan masjid dan asosiasi, dan melembagakan ‘penahanan preventif’ atau seperti yang dikatakan oleh Kurz “untuk melindungi masyarakat, kami akan mengunci orang-orang itu”.
Setelah jatuhnya Andalusia, setengah milenium yang lalu, para penguasa Kristen mengambil sikap bertentangan dengan komitmen yang telah mereka buat dengan mantap meningkatkan penindasan mereka terhadap penduduk Muslim hingga kaum Muslim melarikan diri, dipaksa untuk pindah agama menjadi Kristen, atau dibunuh. Banyak dari mereka yang dibunuh, bahkan setelah mereka pindah agama di bawah institusi Inkuisisi Spanyol. Pada saat itu, kepemimpinan di dunia Muslim sedang dalam masa transisi, dan para penguasa Utsmaniyah yang pertama belum cukup kuat untuk membela umat Islam secara penuh, meskipun telah berupaya untuk ini.
Dengan izin Allah, Umat Muslim akan segera bangkit dan mendirikan kembali Negara Khilafah Islam yang benar dengan metode Nabi (saw) yang akan menghidupkan kembali cara hidup Islam, menyatukan kembali semua negeri Muslim, membebaskan wilayah kita yang diduduki dan membawa cahaya Islam ke seluruh dunia, dengan memastikan bahwa orang-orang kafir yang jahat tidak dapat menyakiti bahkan satu orang Muslim pun yang tinggal di antara mereka, sehingga kaum Muslim Eropa akan bernasib bukan seperti di Andalus tetapi Makkah di mana dukungan dibangun untuk Islam bahkan sebelum pembebasan kota itu oleh Nabi (Saw), sehingga memungkinkan transisi kekuasaan yang hampir damai dari kaum kafir ke Islam.