Iress: Jika untuk Kepentingan Negara, BUMN Mungkin Tidak Banyak Masalah
Mediaumat.id – Direktur Indonesia Resources Studies (Iress) Marwan Batubara menilai jika motif dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu untuk kepentingan negara, kepentingan orang banyak, kondisinya mungkin tidak terlalu banyak masalah seperti saat ini.
“Kalau motifnya itu memang untuk kepentingan negara, kepentingan orang banyak, mungkin kondisinya tidak terlalu banyak masalah,” tuturnya dalam acara Sengkarut BUMN Karya, Selamatkan atau Bubarkan? di kanal YouTube PAKTA (Pusat Analisis Kebijakan Strategis), Rabu (1/3/2023).
Namun, menurutnya jika motifnya tidak jelas, ada kepentingan oligarki, kepentingan asing atau bahkan kepentingan pencitraan, maka jika muncul terus masalah itu bukan sesuatu yang mengherankan.
BUMN karya dikabarkan tengah mengalami keterpurukan. BUMN yang tengah terpuruk di antaranya adalah PT. Waskita Karya (persero), PT Adhi Karya, dan PT Wijaya Karya (persero).
Mengutip data dari kontan.co.id (23/3), dari sisi pergerakan saham, WSKT masih pada posisi melemah 3,33% sejak awal tahun 2023 atau year to date (YTD). Saham BUMN Karya lainnya juga punya nasib serupa. Pergerakan saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) merosot 7,44% secara YTD. Saham PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) pun ambles lebih dalam. Masing-masing anjlok 10,49% dan terjun 21,25% secara YTD.
Marwan mencurigai ada motif oligarki untuk mendapatkan rente dari bermasalahnya BUMN saat ini.
“Contoh paling gamblang ya kita bicara soal kereta cepat Jakarta-Bandung. Awalnya katanya itu tidak membebani keuangan negara, belakangan dananya kurang, itu ngambil APBN juga,” jelasnya.
“Jadi kita perlu melihat ini motif apa, dengan itu sebenarnya kita tidak mau berhenti sampai di situ,” tambahnya.
Menurut Marwan, BUMN memang harus diselamatkan, tidak relevan jika sudah harus menjual atau dibubarkan.
Karena itu, ia memandang, untuk memperbaiki BUMN perlu adanya audit untuk mengungkap kejahatan yang ada di dalam.
“Yang sangat mendesak adalah mengaudit berbagai kejahatan yang ada di dalam BUMN itu, lalu menangkap orang-orang yang terlibat di dalamnya,” pungkas Marwan.[] Ade Sunandar