Investor Kripto Melonjak, Digital Enterpreneur: Tidak Berdampak kepada Ekonomi Riil
Mediaumat.id- Terjadinya lonjakan jumlah investor kripto di Indonesia dinilai tidak berdampak kepada ekonomi riil.
“Maraknya perdagangan aset kripto ini juga tidak berdampak kepada ekonomi riil, artinya jual beli barang yang nyata ini tidak ada dampaknya,” tutur Digital Enterpreneur Pompy Syaiful dalam acara Kabar Petang – Lonjakan Investor Kripto di Indonesia: Berkah atau Musibah? di kanal YouTube Khilafah News, Rabu (18/5/2022)._
Sebagaimana dilansir dari viva.co.id (15/5), Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia Jurika Fratiwi mengatakan jumlah investor aset kripto meningkat hingga 7,4 juta atau naik rata-rata 162 persen per tahun sejak 2015.
“Minat besar atas aset kripto ini juga sangat dirasakan di Indonesia. Hingga tahun 2021, jumlah investor aset kripto meningkat hingga 7,4 juta atau naik rata-rata 162 persen per tahun sejak 2015,” ungkapnya.
Namun, Pompy menilai aset kripto tersebut yang diuntungkan hanya para spekulan digital saja, juga sangat riskan karena media pertukarannya, jual belinya menggunakan kriptografi.
“International Monetery Fund (IMF) yang ekonomi kapitalis sendiri itu memperingatkan ada bahaya terkait maraknya perdagangan kripto ini,” jelasnya.
“Kita memahami bahwa posisi perdagangan mata uang kripto ini tidak menjadi aset, tetapi diperdagangkan seperti pasar derivatif. Artinya, potensi peluang penipuan dan sebagainya itu sangat tinggi,” tambahnya.
Dari aspek keamanan, ia mengatakan aset kripto tersebut tidak aman, mudah di-hack. “Bahkan perusahaan-perusahaan besar penyedia perdagangan kripto di Jepang itu pernah kebobolan luar biasa,” jelasnya.
Dari sisi Islam, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri telah mengharamkan transaksi kripto. “Sebagai aset, itu tidak layak dijadikan sebagai aset. Pun sebagai alat pembayaran tidak memenuhi syarat sebagai alat pembayaran,” ungkapnya.
Pompy mengatakan, orang-orang yang ingin mendapatkan profit cepat seharusnya berkaca diri, bahwa tidak ada semuanya yang instan.
“Kalau ingin profit ya sunnatullahnya itu dilaksanakan,” pungkasnya.[] Ade Sunandar