Invest: Pemimpin Pragmatis Undang Penjajah Lewat Modus Perdagangan

Mediaumat.id – Koordinator Valuation for Energy and Infrastructure (invest) Ahmad Daryoko menyatakan pemimpin yang pragmatis mengundang penjajah lewat modus perdagangan.
“Pemimpin yang tidak memiliki visi/ideologi alias pragmatis maka perlahan tetapi pasti, kita mengundang penjajah lagi lewat modus perdagangan,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (26/3/2022).
Menurutnya, akibat kepemimpinan tanpa ideologi lahirlah LoI (letter of intens) pada 31 Oktober 1997, yang berisi antara lain structural adjustment, deregulasi, privatisasi, liberalisasi yang merupakan ide dari WB, ADB, dan IMF saat itu.
Dari LoI di atas, kata Daryoko, berdampak pada amandemen UUD 1945, terbitnya berbagai UU liberal seperti UU No. 22/2001 tentang Migas, UU No. 20/2002 tentang Ketenagalistrikan, UU No. 19/2003 tentang BUMN, UU No. 30/2007 tentang Energi, UU No. 4/2009 tentang Minerba dan lain-lain, yang intinya penyerahan pengelolaan SDA serta BUMN pelayanan publik (seperti PLN) ke aseng dan asing.
Ia menegaskan, era Jokowi ini diperparah oleh mental peng-peng (penguasa-pengusaha). “Apalagi di era Jokowi ini diperparah oleh mental peng peng seperti Luhut BP, JK, Dahlan Iskan, Erick. Maka, makin terlihat jelas,” terangnya.
Ia juga belum mengetahui apa yang akan terjadi terhadap RI dengan utang ke Cina yang terus meroket. “Kita belum tahu apa konsekuensi logis utang RI ke Cina (khusus era Jokowi) yang menurut PKS akan tembus di angka Rp 7.000 triliun atau $AS 500 miliar di akhir 2024 nanti,” terangnya.
Daryoko mengingatkan, Indonesia akan kehilangan kedaulatan karena jebakan utang lewat modus ekonomi. “Percuma saja Indonesia merdeka, karena kehilangan kedaulatan lagi lewat modus ekonomi,” pungkasnya.[] Nur Salamah