Intelektual Punya Tanggung Jawab Kondisi di Masyarakat

Mediaumat.info – Akademisi Ubedilah Badrun menilai intelektual bukan hanya soal kerja administrasi, melainkan juga punya tanggung jawab terhadap kondisi di masyarakat.

“Intelektual itu bukan sekadar kerja-kerja yang administratif akademis, Kalau enggak salah Noam Chomsky itu bilang, bahwa intelektual adalah jadi bagaimana intelektual itu punya tanggung jawab besar juga terhadap kondisi di luar dirinya dan masyarakatnya,” ujarnya dalam video Laporkan Keluarga JKW ke KPK, “Parcok” Langsung Turun Tangan?! Ubedilah Dipecat Kampus, Selasa (11/2/2025) di kanal YouTube Refly Harun.

Tanggung jawab dimaksud, menurut Abedilah, adalah untuk mengungkapkan kebenaran dan mengungkap kebohongan-kebohongan kekuasaan.

“Dan saya kira itu tanggung jawab intelektual, seorang akademisi tahu bahwa itu primary (utamanya) ya harusnya,” bebernya.

Karena, menurutnya, terdapat di dalam undang-undang perguruan tinggi, bahwa kampus itu memiliki academic freedom dan ada otonomi keilmuan.

“Jadi ada jaminan di dalam undang-undang perguruan tinggi itu bahwa akademisi itu punya kebebasan akademik, di situ punya otonomi keilmuan untuk mengungkapkan kebenaran-kebenaran ilmiah tentu saja basisnya sentifik,” tuturnya.

Ia mengimbau terutama aparatur sipil negara (ASN) untuk tidak takut mengingatkan pemerintah ketika pemerintah tidak sesuai dengan cita-cita negara.

“Betul saya aparatur sipil negara, itu kan bukan aparatur sipil penguasa, jadi negara dan penguasa beda konteksnya. Negara itu ada rakyatnya itu betul, ketika negara itu kemudian arahnya menjadi belok atau jauh dari cita-cita besar republik ini, ASN berhak dong untuk mengingatkan orang-orang yang membelokkan negara itu kira-kira begitu,” ujarnya.

Sama juga menurutnya, dengan bada usaha milik negara (BUMN) bukan badan usaha milik pemerintah, jadi kalau di BUMN dan pemerintah menyimpang, ASN berhak untuk bersuara.

“Tapi ini kadang-kadang keliru atau kebalik,” kesalnya.

Jadi ungkapnya sebenarnya kepentingan besarnya adalah kepentingan negara dan bangsa. “Dan dalam negara itu ada komponen terbesar yaitu rakyat,” pungkasnya.[] Setiyawan Dwi

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: