Telah terjadi inisden fanatisme yang menyakitkan di kota Kayseri, Turki. Insiden itu terjadi setelah beberapa anak muda menyebarkan desas-desus bahwa setelah seorang warga negara Suriah dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang anak perempuan Turki berusia tujuh tahun, di kota tersebut. Terlepas dari kebenaran rumor atau penyebab langsung dari insiden tersebut, sungguh hal ini menunjukkan adanya penetrasi nasionalisme dan dominasinya terhadap beberapa aspek kehidupan, terutama kehidupan politik.
Sangat memalukan bahwa kita masih mendapati sebagian kaum Muslim yang meneriakkan kebangsaan dan mengibarkan bendera nasionalisme, serta termotivasi oleh sentimen kesukuan mereka, sehingga melanggar ketentuan hukum syariah dalam perlakuan mereka terhadap satu sama lain. Sungguh mereka telah dikendalikan oleh racun rasisme yang telah ditanam oleh setan-setan kolonialisme di negeri-negeri kaum Muslim, yang bertujuan untuk memecah belah dan melemahkan mereka, sehingga kaum kafir penjajah dapat mengendalikan mereka, dan dengan demikian umat tetap berada di bawah dominasi dan otoritasnya.
Ya, inilah yang diinginkan dan diupayakan oleh kaum kafir penjajah selama berabad-abad, sehingga dengan racun nasionalisme dan senjata rasisme ini, mereka mampu menghancurkan umat, dan memecah belahnya, serta membagi-bagi negeri-negerinya di atas reruntuhan negara Khilafah. Kemudian memberi masing-masing pihak sebuah bendera, dan menempatkan di setiap negara boneka ini seorang pemimpin yang diperintah untuk mengkonsolidasikan kelompok, serta bekerja untuk memperkuat perbatasan dan menjaganya dengan sekuat tenaga, sehingga jadilah tugas tentara hanyalah menjaga perbatasan dan melindungi takhta. Bahkan undang-undang mereka mengkriminalisasi siapa saja yang meremehkan bendera mereka atau mengejek kain simbol nasionalismenya. Untuk memperkuat hal ini, mereka menyebarkan pemikiran nasionalisme dan mempromosikan rasisme dalam semua aspek kehidupan. Hal ini tidak hanya terjadi di Turki atau negeri-negeri Arab saja, melainkan ini adalah fenomena yang kita lihat terjadi di semua negeri Islam.
Padahal Allah SWT berfirman:
﴿وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ﴾
“Dan sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka, bertakwalah kepada-Ku.” (TQS. Al-Mu’minun [23] : 52).
Dan firman-Nya:
﴿إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ﴾
“Sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka, bertakwalah kepada-Ku.” (TQS. Al-Anbiya’ [21] : 92).
Lalu, bagaimana, kita membaca ayat-ayat ini pagi dan sore, namu kita tidak merenungkannya dan mewujudkannya dalam kehidupan politik dan sosial kita?! (alraiah.net, 17/7/2024).
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat