Mediaumat.info – Direktur INS Institute M. Yanuar menyampaikan dampak negatif media sosial bagi anak-anak.
“Sudah menjadi pengetahuan umum, bagaimana dampak buruk sosial media itu bagi anak-anak,” tuturnya dalam Kabar Petang: Anak Perlu Dilarang Main Medsos, Ini Kata Pengamat, Jumat (13/1/25) di kanal YouTube Khilafah News.
Jelas Yanuar, anak-anak itu, secara akal belum sempurna, belum bisa membedakan baik dan buruk, benar dan salah. Maka ketika mereka terpapar konten-konten negatif dan pemikiran-pemikiran yang negatif, berpotensi besar mempengaruhi perilaku. Perlu dipahami bahwa perilaku dipengaruhi oleh mafahim atau presepsi, sedangkan presepsi dipengaruhi oleh pemikiran.
“Nah, di sini kalau mereka terpapar konten-konten negatif, akan memengaruhi perilaku-perilaku mereka. Bisa jadi mereka menjadi orang yang individualis, bisa jadi mereka feminis, bahkan bisa jadi sosialis, atau liberalis, apalagi sekarang banyak pemikiran-pemikiran negatif, presepsi-presepsi yang salah. Misalnya child free, marriage is scary, LGBT, bahkan ini sangat berbahaya sekali,” bebernya.
Menurutnya, maraknya pergaulan bebas saat ini juga sedikit banyak terpengaruh media sosial. Misalnya, dari sosmed akhirnya mereka bisa berpacaran, kemudian melakukan perzinaan, LGBT, pelecehan seksual, dan masalah kesehatan mental ketika terjadi kasus bullying (perundungan) di medsos.
“Banyak kasus, awalnya kenalan di facebook terjadi pelecehan seksual bahkan pembunuhan. Belum lagi kesehatan mental, ketika dia di-bully di sosial media, secara mental dia belum kuat, secara kedewasaan pun belum terbentuk. Maka ini sangat berakibat bahaya sekali, karena bisa memberanikan anak bunuh diri,” imbuhnya.
Menurut Yanuar, akibat secara akal belum sempurna, akhirnya anak-anak memandang standar hidup adalah segala sesuatu yang viral di media sosial. Akhirnya terjadi FOMO, segala sesuatu yang viral mereka anggap sebuah kebenaran.
“Beberapa waktu lalu, ada kasus penghinaan terhadap Rasulullah, setelah ditanya kenapa melakukan? ‘Biar viral,’ katanya. Nah, ini kan ngeri sekali, bahaya sekali kalau standar hidup mereka ditentukan apa yang tren. Akhirnya mereka menjadi hamba materi. Menjadikan materi, cuan itu sebagai segala-galanya, atau kemudian viral, terkenal, dan lain sebagainya,” pungkasnya.[] Novita Ratnasari
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat