Inilah Hikmah Silaturahmi Idulfitri

Mediaumat.id – Aktivis Muslimah Ustazah Wiwing Noeraeni menyampaikan hikmah dari silaturahmi saat Idulfitri.

“Hikmah dari silaturahmi, hubungan kekeluargaan tetap terjaga,” tuturnya pada rubrik Taman Ibunda: Silaturahmi, Tak Sekadar Tradisi, Ahad (24/04/2022) di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn.

“Walaupun misalnya kedua orang tua kita sudah meninggal, itu bukan berarti kita putus hubungan dengan keluarga dari pihak orang tua kita,” lanjutnya.

Dengan terjaganya hubungan kekeluargaan, hikmah kedua akan muncul kepedulian. “Rasa peduli dan perhatian terhadap keluarga dan kerabat sehingga pastinya kita tahu kondisi mereka,” jelasnya.

“Apakah mereka sedang sedih, gembira atau senang? Kalau sedih, kita akan berusaha menghilangkan kesedihannya. Misalnya dengan membantu apa yang bisa kita bantu. Kalau senang maka kita akan bersama-sama bersenang, berbahagia bersama,” jelasnya lebih lanjut.

Menurutnya, dengan mengetahui kondisi masing-masing kemudian bisa memberikan sikap yang tepat dan sesuai dengan kondisi. “Kalau hanya telepon, bisa enggak tahu rumahnya gimana? Dia susah makan atau enggak?” ungkapnya.

Dengan berkunjung akan tahu, jika kehidupannya kurang, kewajiban untuk kemudian membantunya, memberikan sedekah. “Adapun yang tidak miskin, orang yang kaya, bersyukur kecukupan, alhamdulilah bisa saling memberi hadiah,” paparnya.

Ustazah Wiwing menyampaikan kalau dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda: “Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.”

“Jadi rasa kasih sayang itu akan muncul dengan adanya silaturahmi,” tuturnya.

Hikmah ketiga, adalah bisa memberikan nasehat. “Ini juga penting, kita harus tahu bagaimana kondisi kerabat-kerabat. Jangan-jangan mereka ada yang enggak tahu kalau wajib pakai kerudung,” jelasnya.

“Apalagi kalau bisa menyampaikan Islam kaffah kepada mereka. Bahwa Islam itu tidak hanya sekadar berkaitan salat, puasa, zakat, tapi berbagai macam aspek kehidupan yang lain itu semua harus terikat dengan syariat Allah,” bebernya.

Namun, ia mengingatkan agar dalam menyampaikan syariat Islam, harus bisa memilih kata-kata dan situasi yang tepat. “Melihat situasi yang tepat untuk menyampaikan, jangan sampai kemudian malah ngambek,” tuturnya.

Jika menyampaikan Islam pada situasi yang tidak tepat, bisa jadi perdebatan bahkan justru memutus hubungan silaturahmi. Ia menyampaikan sabda Rasulullah: “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi” (HR Muslim).

 

Menurutnya, ini sesuatu yang alami. “Kadang orang beda pendapat, kadang ada konflik, sehingga memang seharusnya yang dilakukan adalah mencoba untuk menjalin kembali silah/hubungan yang putus,” jelasnya.

“Jika memperhatikan hadits ini, maka jelas kita tidak boleh memutus tali silaturahmi, mau seperti apa pun bahkan yang namannya kerabat bisa non-Muslim. Artinya kepada kerabat yang non-Muslim pun kita wajib berbuat baik,” pungkasnya.[] Raras

 

Share artikel ini: