Inilah Alasan Pentingnya Mencontoh Kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai Kepala Negara
Mediamuat.id – Pembina Tabayyun Center Kiai Abu Inas membeberkan bahwasanya pentingnya mencontoh kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai penguasa atau kepala negara.
“Hal paling penting dari Rasulullah SAW yang wajib diteladani adalah kepemimpinan beliau sebagai penguasa atau kepala negara,” ujarnya dalam Kabar Petang: Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW, Jumat (29/9/23) di kanal YouTube Khilafah News.
Karena, jelas Kiai Abu Inas, siapa saja kepala negara atau pemimpin yang meniru beliau (Rasulullah SAW) dalam kapasitasnya sebagai kepala negara maka dia akan memperoleh kemaslahatan untuk dirinya.
“Bahkan kemaslahatan tersebut juga akan menyebar dan dirasakan oleh seluruh elemen warga negara, baik dia Muslim ataupun non-Muslim, dia akan merasakan dampak kemaslahatannya,” ujarnya.
Kiai Abu Inas juga mengungkapkan, kepemimpinan Rasulullah SAW sudah menjadi warisan yang paling penting. “Sudah Selayaknya setiap pemimpin Muslim itu menerapkannya, ya menerapkannya di antara paradigma penting dalam kepemimpinan Kanjeng Nabi SAW adalah beliau itu senantiasa melayani urusan rakyat ini paradigma yang penting,” tuturnya.
Mengutip dari sabda Rasulullah SAW, yakni pemimpin suatu kaum itu adalah yang melayani mereka (rakyat), Kiai Abu Inas menjelaskan, di dalam paragdima Islam pemimpin itu memang melayani.
“Berbeda dengan paradigma kepemimpinan selain Islam, pemimpin justru minta dilayani minta diservis dan sebagainya, sebaliknya dalam Islam justru pemimpinlah yang harus melayani rakyatnya,” ungkapnya.
Hanya saja, jelasnya, dalam kepemimpinan Islam agar pelayanan terhadap rakyat itu bisa mecapai seadil-adilnya maka hukum yang dijalankan itu harus berasal dari Zat yang Mahaadil.
“Jadi bukan dibikin sendiri oleh pemimpin itu bersama rakyatnya, sebab kalau pemimpin itu membuat hukum maka siapa pun manusia yang membuat hukum dia pasti akan bias kepentingannya sebagai manusia pasti akan mengamankan posisinya,” tegasnya.
Maka, ujarnya, kepemimpinan Islam adalah suatu kepemimpinan yang mengupayakan kemaslahatan rakyat dengan seadil-adilnya.
“Dan itu hanya bisa diraih dengan memberlakukan hukum yang berasal dari Zat yang Mahaadil yaitu syariat Islam, syariat yang diturunkan oleh Allah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.
Maka jelasnya, konteks kepemimpinan inilah yang kemaslahatannya paling besar. Karena begitu seorang kepala negara itu menerapkan syariat Islam maka keadilannya akan mengimbas kepada seluruh elemen warga negara.
“Bayangkan kalau pemimpin-pemimpin kita itu betul-betul meniru kepemimpinannya, dijamin, negeri ini akan menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” jelasnya.
Layak
Kiai Abu Inas juga membeberkan bahwa kepemimpinan Rasulullah SAW sangat layak diteladani. “Sangat mendesak untuk kita teladani kepemimpinan beliau (Rasulullah SAW) karena saat ini problematika yang muncul di tengah masyarakat saat ini berbagai ketidakadilan,” ucapnya.
Keadilan saat ini, ujarnya, secara telanjang dapat dilihat oleh siapa pun orang di negeri ini.
“Dan itu fenomena yang tidak hanya terjadi secara nasional di Indonesia saja, tetapi juga menimpa secara global bahkan inskalasi ketidakadilan kepada umat manusia itu tidak hanya dirasakan oleh kaum Muslim saja atau tidak hanya menimpa kaum Muslim saja, orang-orang non-Islam pun juga merasakan,” tuturnya.
Ketidakadilan, bebernya, yang ada di wilayah lain betul-betul dzalim yakni merampas hak dengan dalih konstitusi.
“Dengan dalil hukum itu digunakan untuk merampas hak orang lain dan sebagainya kezaliman itu begitu telanjang di depan mata kita, maka sangat urgent bagi para pemimpin negeri ini untuk bersikap adil,” ucapnya.
Maka dari itu, ujarnya, agar bisa bertindak adil maka pemimpin harus melepaskan semua kepentingan dirinya atas nama syahwat untuk bertindak tidak adil.
“Itu dengan cara apa? Dengan cara mau untuk memberlakukan apa yang telah diwariskan oleh Kanjeng Nabi itu yakni syariat Islam,” tutupnya.[] Setiyawan Dwi