Mediaumat.info – Pemerhati Zionisme/Pakar Hukum Pidana Dr. Abdul Chair Ramadhan mengungkapkan alasan Amerika Serikat (AS) selalu mendukung Israel.

“Dalam gelagatnya hampir semua sama, presiden AS mendukung Israel itu pasti digerakkan oleh satu kekuatan besar,” ujarnya dalam diskusi Zionis Yahudi Semakin Brutal, Genosida Berlanjut, Ahad (1/9/2024) di kanal YouTube UIY Official.

Adapun kekuatan besar, menurutnya, tidak lain dan tidak bukan adalah Zionis Power Configuration (ZPC) yang bergerak untuk menekan kongres, menekan senat, bahkan menekan presiden AS.

“Yang di bawahnya lagi ada berbagai organisasi termasuk American Jewish Comittee (AJC), American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), dan Anti-Defamation League (ADL) itulah yang menjadi kekuatan atau sebagai aktor setting yang mampu mengarahkan pemerintahan AS,” ungkapnya.

Jadi, tuturnya, siapa pun presiden AS yang terpilih pasti didukung oleh Zionis dan harus sesuai dengan konsep perjuangan Zionis. “Itu yang terjadi dan kita rasakan,” bebernya.

Tanpa AS

Abdul Chair juga menegaskan, tanpa ada dukungan dari AS, Negara Israel tidak mungkin bisa berdiri.

“Nah, sekarang ini kita lihat bagaimana kekuatan AS itu dengan aspek ekonomi, ini kan Rothschild ini terus-menerus sampai saat ini memodali keuangan AS,” bebernya.

Jadi, baginya, omong kosong jika AS tidak akan memihak Israel. “Bagi saya sepanjang AS mendukung Israel sangat sulit Israel itu dilemahkan,” tuturnya.

Karena, lanjutnya, kekuatan militer Israel tidaklah begitu kuat. “Tapi kalau didukung AS itu menjadi lain,” bebernya.

Disayangkan

Abdul Chair menyayangkan pemerintahan, kerajaan, dan negara-negara terutama di Timur Tengah yang kurang kuat melawan Israel dan mampu dilemahkan dalam tatanan dunia perpolitikan dan ekonomi.

“Memang melawan Israel sangat sulit, karena ada dewan keamanan PBB dan didukung hak veto AS ini yang mampu meluluhlantakkan berbagai kepentingan yang mendukung Israel,” keluhnya.

Sehingga, lanjutnya, perlu ada terobosan baru bagaimana dunia ini memandang Israel itu sebagai suatu negara penjahat perang. “Karena mereka melakukan kejahatan perang, dan mereka melakukan pelanggaran terhadap hukum internasional,” pungkasnya. [] Setiyawan Dwi

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat