Ini Penyebab Perbedaan Perlakuan AS kepada Junta Militer Myanmar dengan Mesir

Mediaumat.news – Pengamat Politik Internasional Umar Syarifudin  mengungkap penyebab perbedaan sikap Amerika Serikat (AS) terhadap pembantaian yang dilakukan junta militer di Myanmar dan Mesir.

“Standarnya adalah kepentingan AS sendiri. Tidak ada yang lain. Pembantaian akan didukung jika sejalan dengan kepentingan AS, contohnya di Mesir. Sebaliknya akan dikecam jika berlawanan dengan kepentingan AS, contohnya di Myanmar,” tegasnya kepada Mediaumat.news, Senin (29/3/2021).

Umar menilai pada kasus Myanmar, Amerika berang terhadap rezim militer karena telah menjatuhkan antek Amerika -Suu Kyi-, sedangkan di Mesir, Amerika melakukan dukungan penuh atas pembunuhan oleh rezim militer untuk membersihkan pemerintahan Mesir dari unsur-unsur gerakan Islam seperti Ikhwanul Muslimin.

“Pada kasus Myanmar, perhatian Amerika kepada Myanmar adalah disebabkan keberpihakan Myanmar ke Cina pada tingkat pertama. Amerika ingin mendudukkan Suu Kyi dan partainya untuk menghalangi perluasan Cina di regionalnya agar Cina tetap terisolasi. Jadi, Amerika ingin membersihkan antek-antek Inggris di Myanmar sebagaimana Amerika bekerja membersihkannya dari semua negara,” ujarnya.

Kendati demikian, menurutnya, jika berkaitan dengan nasib umat Islam, khususnya di Myanmar, pihak Barat baik AS maupun Inggris selalu bersikap sama. “Terkait nasib umat Islam, perlu diketahui bahwa serangan terhadap kaum Muslim dan genosida kaum Muslim di Myanmar telah berlangsung selama bertahun-tahun, dan itu benar-benar diintensifkan dalam beberapa tahun terakhir. Rezim terus berupaya untuk mengusir kaum Muslim yang dianggapnya sebagai warga asing,” ungkapnya.

Padahal, Umar melihat bahwa mereka adalah orang-orang pribumi (warga asli) yang telah meninggalkan kehidupan jahiliah Budha dan masuk dalam Islam sejak zaman Khilafah Abbasiyah di era Khalifah Harun al-Rasyid. “Mereka hidup dalam keselamatan dan keamanan selama periode Khilafah, hingga datangnya Inggris dan menjajah negeri dan memperkuat teroris Budha untuk melawan kaum Muslim,” jelasnya.

Sementara para penguasa kaum Muslim saat ini, dinilai Umar, tidak peduli sama sekali atas apa yang terjadi dengan kaum Muslim di sana. “Mereka tidak memprotes dan tidak memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan rezim kriminal ini,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it

Share artikel ini: