Indonesia Negara Terburuk Ketahanan Covid 19 Aktivis Ini Ungkap Penyebabnya

 Indonesia Negara Terburuk Ketahanan Covid 19 Aktivis Ini Ungkap Penyebabnya

Mediaumat.news – Pada periode Juli 2021 Indonesia menjadi negara terburuk ketahanan Covid 19. Hal ini diakibatkan karena perspektif tata kelola negara kapitalisme yang dianut oleh Indonesia. Dimana ekonomi akan menjadi prioritas utama sedangkan kesehatan masyarakat bukan prioritas karena tidak menguntungkan. Demikian diungkap oleh Aktivis 98 Agung Wisnu Wardana.

“Sementara on process kesehatan masyarakat semakin dijauhkan dari konteks pelayanan publik tetapi semakin diarahkan dengan pendekatan bisnis. Inilah perspektif tata kelola kapitalisme,” jelasnya kepada Mediaumat.news pada Senin (2/08/2021).

Agung menjelaskan bahwa Indonesia Positivity rate covid-19 per 31 Juli 2021 sekitar 24%. Angka ini memang turun dari beberapa hari sebelumnya yang konsisten di angka 30%-31%. Kondisi testing di Indonesia juga masih rendah, walau sejak Juli jumlah spesimen yang diperiksa lebih dari 100.000.

“Tetapi angka ini jauh dari rekomendasi target santar WHO yaitu positivity rate di bawah 5%, dengan rasio tes minimal 1/1.000 penduduk per minggu,” katanya.

Bahkan menurut Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman baru-baru ini juga menilai krisis COVID-19 di Indonesia akan bertahan lebih lama dengan COVID-19 varian Delta yang terus mendominasi. Akibatnya, Indonesia dinilai menjadi salah satu negara terakhir yang keluar dari krisis pandemi Corona.

“Hal tersebut menurutnya juga didorong kebijakan atau strategi pengendalian COVID-19 di awal wabah yang dinilai lamban lantaran tidak kunjung memprioritaskan persoalan kesehatan,” tegas Agung.
Sebelumnya, Bloomberg merilis hasil analisis daftar negara dengan ketahanan COVID-19 terbaik dan terburuk periode Juli 2021.

Indonesia dinilai Bloomberg menjadi negara terburuk ketahanan COVID-19. Mereka menyoroti lebih dari 1.300 orang yang wafat setiap harinya karena Corona, sementara cakupan vaksinasi masih rendah sekitar 11,9 persen.[]Fatih Solahuddin

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *