India Berencana Tutup Madrasah, Pengamat: Bukti Semakin Menguatnya Hindu Radikal di India

Mediaumat.news – Merespon rencana penutupan sekolah Islam di India Pengamat Politik Internasional Farid Wajdi mengatakan semakin menguatnya Hindu radikal di India dan mempunyai target menjauhkan umat Islam dari agamanya.

“Kalau kita lihat gejala ini merupakan Islamophobia di India seiring dengan menguatnya pandangan Hindu radikal, terutama di bawah kepemimpinan partai yang memang dikenal sebagai partai Hindu radikal yaitu Bharatiya Janata Party (BJP).” Ujarnya dalam acara Kabar Malam Rabu (06/01/2021) di kanal YouTube Khilafah Channel.

Menurut Farid, India sendiri sebenarnya di format sebagai negara sekuler yang memposisikan semua agama sama. Tapi seiring dengan kemenangan BJP pandangan sekuler ini tergeser dengan pandangan Hindu radikal yang kuat. Dan ini tidak bisa dilepaskan dari faktor politik dimana BJP bisa menarik hati orang-orang Hindu di India.

Farid memandang, pengaruh Islamophobia di pemerintah India sangat kuat. Dan bukan pertama kali ini saja India membuat kebijakan yang menyudutkan umat Islam. Sebelumnya India juga memperkenalkan Undang-Undang kewarganegaraan India yang sangat merugikan umat Islam di sana.

Ia menilai, kekuatan muslim India itu ada pada basis agamanya yang dibangun di madrasah-madrasah. Sehingga pendidikan madrasah itu sangat penting bagi muslim India. Dan tampaknya partai Hindu ini sangat tahu persis bahwa itu memang menjadi kekuatan umat Islam di sana, maka tidak mengherankan ada keinginan untuk menghilangkan madrasah-madrasah tersebut.

“Kalau seperti kebijakan ini ingin sama sekali menghilangkan madrasah akan tampak sangat jelas ya ada target yang diinginkan yaitu menjauhkan umat Islam dari agamanya, karena madrasah ini basis-basis pendidikan agama diniyah yang sangat kuat dan mengakar sejak dahulu.” ucapnya.

Farid menyebut, India juga penuh dengan konflik antara Muslim dengan Hindu. Seperti peristiwa yang menyedihkan pada bulan Februari 2002 yaitu lebih dari 2.000 Muslim di bunuh, diperkosa dan dibakar hidup-hidup dalam kerusuhan di Gujarat. Demikian juga masjid di Ayodhya yang dihancurkan oleh militan Hindu pada tahun 1992.

Farid mengatakan, umat Islam yang berada di negara mayoritas non muslim senantiasa dipinggirkan dan dimusuhi sebab mereka tahu apapun yang mereka lakukan terhadap umat Islam tidak memiliki konsekuensi yang fatal bagi mereka, atau tidak ada sangsi apapun atas apa yang mereka lakukan. Ini terjadi karena kekuatan politik umat Islam di level internasional atau global itu sangat rendah sejak keruntuhan Khilafah Islam, sehingga mereka bisa melakukan perbuatan yang seenaknya kepada umat Islam. Dan negara-negara OKI tidak bisa diharapkan untuk memberikan paling tidak rasa takut kepada negara-negara yang menindas umat Islam tersebut.

Terkahir ia berpesan agar hal itu tidak terus terjadi, umat Islam harus terus bersuara membela penderitaan saudaranya baik di India maupun ditempat lain seperti di Cina, agar dunia tahu termasuk seluruh umat Islam tahu bahwa ada saudaranya menderita di belahan dunia yang lain. Di samping itu umat Islam harus bersungguh-sungguh membangun kekuatan politik di level global yang bisa memberikan rasa takut kepada negara-negara yang menindas umat Islam.

“Itulah relevansinya di tengah-tengah umat Islam itu ada yang disebut dengan Khilafah Islam,” pungkasnya.[]

Share artikel ini: