Indef: Kebijakan Pemerintah Belum Efektif Atasi Pengangguran
Mediaumat.news – Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman menyampaikan bahwa kebijakan pemerintah belum efektif dalam menekan angka pengangguran.
“Kebijakan antisipasi pandemi dan pemulihan ekonomi nasional (PEN) ini ternyata masih belum efektif untuk menekan pengangguran ini,” ujarnya pada acara Kabar Malam, Senin (23/11/2020) di akun Youtube Khilafah Channel.
Padahal, Indef memprediksi bahwa kemungkinan tingkat pengangguran terbuka di tahun 2021 akan makin meningkat mencapai 10,4 juta jiwa. “Akan ada pengangguran baru sejumlah 1,1 juta orang akibat Covid-19 dan sekitar 2,5 juta orang angkatan kerja baru yang tidak terserap. Sehingga, tambahan total pengangguran kisaran 3,6 juta jiwa,” bebernya.
Ditambah lagi dengan belum pulihnya sektor industri, dan diperparah dengan adanya UU Cipta Kerja. “Kemudian masih belum pulihnya industri domestik kita, penyerapan tenaga kerja baru semakin terbatas. Ditambah orang yang dirumahkan belum tentu bisa diserap kembali. Termasuk juga terjadinya digitalisasi yang membuat pekerja yang terlibat di bidang jasa berkurang. Juga UU Cipta Kerja yang terbit mengindikasikan menambah gelombang PHK” ungkapnya.
Maka, menurut Rizal, tentu saja dengan tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2021 ini menunjukkan akan semakin bertambah jumlah orang miskin. Ditambah lagi kebijakan pemerintah yang kurang efektif menurunkan angka kemiskinan serta beban utang yang membuat negara semakin merugi.
“Kemungkinan tentu akan meningkat. Program perlindungan sosial atau social security yang diberikan pemerintah saat ini, kebijakan kita berupa pemulihan ekonomi nasional (PEN) juga tidak mampu menurunkan angka kemiskinan. Bahkan hingga November, PEN di 2020 ini baru terserap 55%. Jadi realisasi dari PEN ini sangat mempengaruhi kinerja ekonomi di tahun yang akan datang. Ditambah beban utang kita juga semakin menekan dari APBN kita. Tingkat kerugian APBN kita semakin berat,” bebernya.
Dan menurutnya, bila sampai kebijakan PEN ini belum cukup efektif menyelesaikan masalah perekonomian tahun ini, maka roda ekonomi di tahun 2021 akan semakin berat. “Jadi kalau misalnya kebijakan PEN di tahun 2020 tidak memperbaiki kinerja ekonomi kita, katakanlah masih dalam kondisi resesi, itu akan semakin berat di tahun 2021,” pungkasnya.[] Billah Izzul Haq