Mediaumat.id – Anggota Komisi IV DPR RI drh. Slamet mengatakan bahwa saat melihat ada membuka keran impor yang dasarnya zonaisasi bukan pada negara sebagai basisnya ia sudah mengingatkan agar memastikan impor berasal dari negara yang bebas penyakit mulut dan kuku (PMK), namun pemerintah tetap saja impor sapi ke India —negara pengekspor sapi yang tak bebas PMK.
“Saat itu yang lagi rame-ramenya membuka impor salah satu komoditas dari negara India. Dan hari ini terbukti ini masuk, terlepas nanti dari hasil survei atau penelitinya dari mana, tapi paling tidak saya mengingatkan bahwa pemerintah dalam hal ini sangat ceroboh dalam urusan PMK,” ungkapnya dalam penggalan video yang diunggah di akun Twitter pribadinya @drh_Slamet, Sabtu (11/6/2022).
Dalam video penggalan Rapat Komisi IV DPR RI dengan Menteri Pertanian bersama jajarannya bulan lalu tersebut, Slamet mengatakan, memang penyakit ini tidak zoonosis (penyakit yang dapat ditularkan hewan ke manusia).
“Kalau kita lihat dari sisi kematian ke manusia tidak akan ada. Tetapi bahwa kerugian secara ekonomi ini akan bisa membangkrutkan seluruh peternak kita,” tegasnya.
“Ini menjadi catatan kita sehingga sekali lagi saya sampaikan bahwa atas nama kepentingan ekonomi, pemerintah ceroboh untuk kemudian melupakan perjuangan 20 tahun bahkan 30 tahun,” imbuhnya.
Slamet mengatakan, secara teori untuk bebas lagi dari PMK butuh waktu antara 30 tahun. “Jadi mohon maaf Pak Menteri jangan sampai kita membuat pernyataan yang menyesatkan masyarakat,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun