Ilmuwan Nuklirnya Kembali Dibunuh, Sudah Seharusnya Iran Serang Israel Secara Militer

 Ilmuwan Nuklirnya Kembali Dibunuh, Sudah Seharusnya Iran Serang Israel Secara Militer

Mediaumat.news – Ilmuwan nuklirnya kembali dibunuh, sudah seharusnya Iran serang Israel secara militer.
“Sudah seharusnya Iran melakukan tindakan militer nyata menyerang Israel,” ujar Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi kepada Mediaumat.news, Jumat (4/12/2020).

Apalagi, lanjut Farid, sikap Iran selama ini diduga keras juga sering menunjukkan bahwa Mossad (badan intelijen Israel) dan CIA (badan intelijen Amerika) berada di balik pembunuhan ini.

Sayangnya, hingga sekarang Iran tidak melakukan tindakan nyata. “Saya kira ini lebih dari cukup bagi Iran untuk melakukan tindak militer nyata terhadap penjajah Yahudi ini. Kalau memang Iran konsisten dengan pernyataan-pernyataannya menentang penjajah Yahudi,” ungkapnya.

Iran menduga terbunuhnya ilmuwan nuklirnya, Fakhrizadeh, pada Jumat, (27/11/2020) dilakukan oleh Mossad Israel yang bekerja sama dengan CIA Amerika. Menyusul beberapa ilmuwan nuklir Iran lainnya yang juga telah menjadi korban pembunuhan yang diduga dilakukan Mossad Israel dan CIA Amerika.

“Tapi Iran tidak pernah melakukan tindakan nyata, hatta jelas-jelas Israel telah membunuh banyak ilmuwan mereka bukan hanya satu,” sesal Farid.

Mengancam Israel

Pembunuhan para ilmuwan nuklir Iran tersebut seakan memberikan pesan bahwa Iran tak boleh mengembangkan teknologi nuklir yang akan mengancam eksistensi penjajah Yahudi.

“Peristiwa ini menunjukkan Israel tidak akan membiarkan teknologi nuklir Iran dikembangkan sampai pada tahapan mengancam penjajah Yahudi yang oleh Amerika harga mati untuk dilindungi,” ujar Farid.

Menurutnya, tindakan ini seolah memberikan pesan bahwa Iran tidak diperbolekan untuk mengembangkan teknologi nuklirnya sampai di tahapan dianggap bisa mengancam kepentingan Amerika di Timur Tengah terutama terkait eksistensi zionis Yahudi.

Hal ini juga menunjukkan beberapa hal. Pertama, menunjukkan apa yang diklaim negara-negara teluk termasuk Saudi. Mereka sering mengangkat isu ancaman nuklir Iran untuk membangun koalisi dengan Amerika dan Israel. Sesungguhnya persepsi ancaman yang sengaja dibuat Amerika di Timur Tengah. Padahal, Amerika tidak akan membiarkan nuklir Iran sampai di tingkat yang mengancam eksistensi penjajah Yahudi.

Kedua, ini merupakan cara membatasi perkembangannya antara lain dengan menargetkan ilmuwan-ilmuwan nuklir Iran.

Ketiga, serangan-serangan ini menunjukkan bahwa Israel tidak mengenal bahasa perdamaian.

“Serangan-serangan ini menunjukkan bahwa penjajah Yahudi tidak mengenal bahasa perdamaian dan tidak takut dengan unjuk rasa yang sering dilakukan Iran dalam berbagai peringatan. Yang dibutuhkan oleh Palestina dan ditakuti penjajah adalah ketika Iran melakukan tindakan nyata dengan mengirim pasukan militer atau melakukan serangan militer terhadap penjajah Yahudi,” bebernya.

Terakhir, ini sekaligus menunjukkan betapa takutnya Barat terhadap senjata nuklir yang berada di negeri Islam.

“Dan ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa umat Islam harus terus mengembangkan senjata nuklir ini karena di samping adanya kekuatan politik di dunia islam di level internasional yang dibutuhkan saat ini, senjata nuklir ini menjadi alat yang menggentarkan musuh-musuh Islam. Menjadi bargaining power dan position. Makanya pengembangan nuklir ini harus dilakukan,” pungkasnya.[] Billah Izzul Haq

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *