Ijtima Ulama Mataraman: Khilafah Ajaran Aswaja, Terorisme Buatan Penjajah Amerika

 Ijtima Ulama Mataraman: Khilafah Ajaran Aswaja, Terorisme Buatan Penjajah Amerika

Sekitar 175 hadirin, terdiri dari para ulama, asatidz, dan dan masyarakat berkumpul di Pagotan, Madiun, Jawa Timur dalam sebuah Ijtima ulama dan masyarakat pada Jumat sore 25 Mei 2018 lalu.

Tampak hadir dalam forum ini di antaranya adalah al mukarom KH Anas Karim (Magetan), al mukarom Kyai Bonari (Ponorogo), al mukarom KH Imam Romli (Magetan), al mukarom Kyai Hariyanto (Madiun), al mukarom KH Nasyir al-Mahdi (Ponorogo), al mukarom kyai Misno ngawi dan sejumlah ulama lain.

KH Anas Karim menegaskan bahwa semua hukum Allah harus didakwahkan, ditegakkan, termasuk ajaran Islam tentang Khilafah. Dan, bisa dipastikan bahwa apapun perintah Allah niscaya akan membawa kepada kebaikan di dunia dan Akhirat.

Sebaliknya, abai terhadap perintah Allah, justru akan mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan. Karena itu, beliau menyeru, agar para ulama terus menyampaikan pada umat akan wajibnya menegakkan semua syariat Islam dan khikafah.

Sementara itu, Ustadz Ahmad Nadhif menggarisbawahi bahwa menegakkan syariat Islam, dengan thariqah iqamatul Khilafah, tidaklah dilakukan dengan menebar teror. Terorisme bukanlah ajaran Islam, bahkan sama sekali tidak menguntungkan umat Islam.

Dalam sejarahnya yang panjang, tegas beliau, sejak upaya pendiriannya pada masa Rasulullah SAW hingga keruntuhannya, tidak diketahui Khilafah melakukan teror kepada kafir dzimmiy. Justru, secara syar’ie, dalam sistem Khilafah, semua warga negara diperlakukan sama di hadapan hukum, baik muslim maupun nonmuslim.

Karena itu, beliau mempertanyakan, berbagai ledakan bom akhir-akhir ini terjadi untuk kepentingan siapa? Yang jelas, bukan untuk kepentingan Islam dan kaum muslimin. Para ulama ahlu sunnah wal jamaah lah yang selalu menjaga adanya khalifah. Termasuk sekarang ketika khilafah tidak ada, maka para ulama ahlu sunnah wal jamaah yang bersungguh-sungguh untuk menegakkannya, karena wajib hukumnya.

Sementara itu, Kyai Misno menghimbau para ulama agar mengingatkan betul-betul pada umat agar pada tahun 2019 tidak memilih pemimpin yang benci dan memusuhi Islam, mempersulit dakwah. Tidak juga partai politik yang mendukungnya. Dosa besar, menyerahkan urusan umat kepada pribadi yang membenci Islam dan umatnya. Apalagi sekarang para profesor yang mendukung khilafah di persekusi, ini nyata-nyata telah memusuhi Islam, apapun alasannya, tegas beliau.

Senada dengan Kyai Misno, Kyai Bonari memperingatkan bahwa jika umat Islam salah pilih, bisa jadi ajaran-ajaran Islam akan terus dipersekusi penguasa. Dan pengemban dakwahnya bisa terus dikriminalisasi. Semua itu tidak boleh terjadi. Jangan sampai kita dipimpin oleh penguasa yang tidak becus mengelola negara.

Karena itu, lanjut beliau, umat Islam harus memilih pemimpin yang amanah dan kafaah. Yaitu, amanah terhadap Islam dan kafaah dalam menjaga ajaran-ajarannya, memberikan keamanan dan ketenteraman, kesejahteraan kepada rakyatnya

Terakhir, KH Nasyir al-Mahdi menarik benang merah bahwa Khilafah sebagai ajaran Islam, wabil khusus ahlussunnah waljamaah, akan menjadi wasilah terbukanya pintu barokah dan rahmat Allah untuk bangsa Indonesia.

“Khilafah akan hadir untuk menebar rahmat, bukan ancaman apalagi teror”, terang beliau.

Oleh sebab itu, beliau berpesan, agar umat membantu para pengemban dakwah dengan apapun yang dimiliki, dan membela mereka dari kedzaliman orang-orang dzalim.

Di Akhir acara, para peserta berdoa dipimpin oleh KH Anas Karim agar Allah Subhaanahu wa ta’aalaa segera menolong umat Islam dan mencabut kekuasaan dari pundak para pembenci Islam dan umatnya orang-orang yang dzalim.[]

Sumber: shautululama.com

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *