Ijtima Ulama Malang: Jangan Pilih Penguasa yang Tidak Becus Mengelola Negara

Ahad 3 Juni 2018, para ulama, kyai, dan asatidz alumni dari berbagai Ponpes dan Pengasuh Majelis Taklim di Kabupaten Malang mengadakan Ijtima di Taman Pendidikan Insan Mulia Bululawang. Mereka membahas beberapa persoalan umat Islam, khususnya khilafah dan terorisme yang sedang ramai.

“Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam dan ajaran ahlu Sunnah wal jama’ah. Hukum menegakkannya termasuk ahammul wajibaat (kewajiban terpenting) bahkan sebagai taajul furud (mahkota kewajiban). Sehingga mengkriminalisasi Khilafah dan mengkaitkannya dengan terorisme adalah sebuah kelancangan dan pelecehan terhadap Islam,” demikian disampaikan oleh Kyai Bahron Kamal, Pengasuh Majelis Dzikir wa Ta’lim Ihya’ul Quluub Singosari Malang dalam acara Ijtima Ulama ini.

“Islam tegas mengharamkan aksi terorisme, apalagi sampai jatuh korban jiwa. Kemudian masifnya upaya mengkaitkan teroris dengan Islam dan Khilafah, jelas menunjukkan bahwa aksi-aksi teror tersebut adalah agenda dari musuh-musuh Islam untuk menteror umat Islam agar tidak berjuang menegakkan syariah dan Khilafah,” lanjut beliau.

Beliau juga mengingatkan, “Selama rezim di negeri ini mengambil sekulerisme sebagai panduan hidup maka upaya menghadang perjuangan penegakan Islam akan terus dilakukan. Demikian juga aksi-aksi terorisme untuk mengkambinghitamkan Islam dan ajarannya serta para aktivis dakwahnya akan terus terjadi. Oleh karena itu, kita tidak boleh takut, apalagi kendur dalam perjuangan menegakkan khilafah dan penerapan syariah Islam. Sebaliknya, kita harus berani dan lantang terus menyuarakannya karena ini adalah kewajiban dari Allah SWT pemilik kehidupan.”

Sementara itu, Kyai Saiful Luthfi, Pengasuh Majelis Ta’lim Al Arif Dampit menyerukan kepada kaum muslim agar tidak terjerumus di 2019.

“Jangan sampai kaum Muslim memilih pemimpin dzalim yang memusuhi Islam dan ulamanya, membela penista Islam, tidak becus mengelola negara dan banyak ingkar janji”, tegas Kyai Saiful Luthfi.

Pesan beliau lebih lanjut, ” Para ulama dan tokoh umat harus terus melakukan pembinaan di tengah-tengah umat agar kaum Muslimin memiliki kesadaran politik Islam, sehingga tidak mudah dikelabuhi oleh pencitraan dusta calon pemimpin. Hanya dengan sistem Islamlah, pemimpin yang amanah akan terwujud”.

Sedangkan Kyai Musthofa, Pengasuh Majelis Ta’lim Al Amanah Dampit menyampaikan bahwa benturan antara al haq dan al bathil adalah sunnatullah yang pasti terjadi. Akan tetapi Allah SWT menjanjikan bahwa al haq pasti akan menang.

Oleh karena itu, pilihan ada di tangan kita, apakah kita akan berada di barisan pembela al haq, atau di barisan pembela al bathil, ataukah akan menjadi penonton saja? Semua pilihan itu pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT di yaumul hisab nanti.

Ulama dan tokoh umat adalah garda terdepan dalam menegakkan ajaran Islam. Oleh karena itu, harus istiqomah, tegar dan sabar dalam menjalankannya dibarengi dengan keimanan yang kuat. Tidak takut rizqinya diputus oleh manusia karena memiliki keyakinan bahwa rizqi ada di tangan Allah SWT. Demikian juga maut, hanya Allah SWT yang menentukan kapan ajal kita tiba.

Pilihan kita adalah dalam kondisi apa kita menghadapi maut, apakah dalam perjuangan membela agama Allah SWT atau justru menjadi penghalang dakwah Islam, menjadi musuh ulama? Nau’udzu billahi min dzalik.[]

Sumber: shoutululama.com

Share artikel ini: