Menyikapi penganiayaan dan pembunuhan terhadap beberapa ulama, lebih dari 50 tokoh dan ulama Kota Banjar berkumpul pada agenda Ijtima Ulama yang diadakan pada Selasa malam (20/2/2018) di Rumah Tahfidz Ar-Rahman, Kota Banjar.
Pengasuh Rumah Tahfidz Ar-Rahman Kota Banjar, Ustadz Zaenal Arifin S.Sos.I, M.Pd. menyampaikan bahwa kejadian penganiayaan dan pembunuhan terhadap ulama, tidak hanya membahayakan kepada ulama itu sendiri, tetapi juga akan berdampak kepada umat yang membutuhkan peran ulama.
“Ulama itu estafet penerus Nabi, aset umat Islam yang mesti dijaga, sehingga umat ini menjadi cerdas, umat ini menjadi sadar untuk terikat terhadap Islam” ucapnya.
Ustadz Husen Al-Banjari, Pengasuh Pondok Al-Mabda mengatakan bahwa kejadian penganiayaan terhadap para ulama harus disikapi lebih serius baik oleh masyarakat maupun pemerintah dibanding kejadian serupa yang menimpa selain terhadap ulama, karena kedudukan ulama yang tinggi.
“Karena posisi ulama dalam pandangan Islam lebih tinggi dari pemerintah. Ulama memiliki derajat yang lebih tinggi daripada penguasa” terangnya.
Sementara itu Ketua Persaudaraan Alumni 212 Kota Banjar, Ustadz Ir. Ibnu Aziz Fathoni, M,Pd, menemukan beberapa hal yang janggal pada kejadian ini seperti para pelaku penganiayaan selalu divonis sebagai orang gila, padahal menurut teori medis orang gila itu tidak memiliki pola.
Di sisi lain, kejadian seperti ini justru harus membuat ulama bangkit.
“Ulama tidak boleh diam, tidak boleh takut kecuali takut kepada Allah, kejadian ini harus membuat ulama menjadi bangkit” ucapnya.
Hal senada disampaikan oleh K.H Encim Gani. Beliau mengajak para ulama untuk tetap berjuang dan tidak terpengaruh oleh penganiayaan terhadap para ulama yang telah terjadi.
“Mari kita terus berjuang membela Islam. Jangan takut diteror, jangan takut dipukul oleh linggis,” tegas tokoh Persis Banjarsari ini.
Sedangkan ulama asal Purwadadi, K.H Mamun Iskandar mengungkapkan bahwa kejadian yang menimpa ulama ini adalah tanda akan munculnya satu kekuasaan yang diharapkan oleh umat Islam, yakni Khilafah.
Tokoh Tarekat Naqsyabandiyah, Ustadz Endang Ruhiyat, S.Ag, mengingatkan para Ulama yang hadir agar waspada supaya kejadian serupa tidak terjadi di Kota Banjar. Beliau juga mengingatkan bahwa persatuan diantara umat Islam harus terjalin agar masalah ini terselesaikan.
Selanjutnya, Ustadz Tasudin, Pengasuh Majelis Taklim Nurul Islah Langensari mengatakan bahwa kejadian ini justru membuat persatuan umat Islam semakin kuat.
“Dengan kejadian ini hikmahnya justru semakin menguatkan ukhuwah umat Islam. Ketika mereka membuat makar agar umat Islam menjadi takut, ulama tiarap tidak lagi menggelorakan semangat syariat Islam kepada umatnya, justru makar ini akan berbalik menjadi buah simalakama bagi mereka. Mereka akan melihat kebangkitan umat Islam,” tegasnya.[]
Sumber: shautululama.com (22/2/2018)