Puluhan Ulama dan Asaatidz salingka Danau Maninjau hingga Lubuk Basung berkumpul Selasa pagi (12/6/2018). Para pewaris nabi ini duduk bersama membahas kondisi terbaru umat Islam. Tantangan terbesar akhir-akhir ini adalah berhadapan dengan Pemimpin “Shufaha”, yakni pemimpin yang tidak mengambil petunjukku (Rasulullah ﷺ) pemimpin yang tidak menempuh jalanku, dan pemimpin yang berlaku bohong serta Pemimpin yang zalim.
Dalam pembukaan ijtima’ ulama Maninjau bertema “Khilafah ajaran Islam, bukan ajaran terorisme” Ketua Majelis Ulama Salingka Maninjau Buya Rusydi Sutan Iskandar sangat tegas berkata bahwa Persatuan Indonesia itu kuncinya Ulama dan umat Islam. Apabila ulama bersatu selesai masalah insyaallah.
“Syariah bersama aqidah adalah perkara sejalan. dan Dengannya fitnah-fitnah mereka itu akan mudah kita atasi. Jika ulama bersatu maka persoalan yang banyak itu bisa kita selesaikan,” terang ulama 80-an tahun ini
Fitnah terorisme benar-benar menyudutkan Islam maka harus ada pelurusan fitnah tersebut. Seperti yang dikatakan Buya Katik Sinaro bahwa ormas harus bersatu.
Selain itu Ustadz Sudirman berpendapat bahwa ulama jangan sampai salah mengambil informasi yang akan disampaikan kepada umat. Radikalisme dan Terorisme sudah kita fahami bahwasanya isu ini dihembuskan oleh orang Fasik dan kafir untuk melemahkan kita.
“Kita berada di Minangkabau sebaiknya kita baiyo batido minimal dengan kelompok ijtima’. terorisme itu adalah kedok amerika dan israel untuk menyudutkan Islam. Modus orang kafir ini adalah dengan melabeli ormas dan orang tertentu lalu mereka perangi. Kita harus waspada Jelas ulama senior Maninjau, ust. Amil.
Senada dengan itu, Buya D. Katik Marajo mengungkapkan bahwa kita hendaknya membuat gerakan yaitu dengan memberi penjelasan kepada pemerintah dan masyarakat bahwasanya terorisme itu bukan dari umat Islam. Orang yang menuduh umat Islam teroris justru mereka teroris. Kita harus bersatu sebagai ulama dan asaatidz dalam menjelaskan kepada umat. Semoga fitnah ini berhenti.
Himbauan Buya Juan S. Pane lebih rinci yakni ulama harus berkumpul dan bersikap untuk memadamkan percikan api. Terorisme bukanlah dari Islam, tapi itu buatan agen-agen Kapitalisme
Bahkan Buya Erni Dt. Kapalo Koto mengapresiasi pertemuan ulama merupakan rahmat bagi islam.
Juga sejawat Buya Erni yakni Buya Dt Majo Lelo, ketika memikirkan Islam maka sedih kita, dimuka narkoba, dikanan kapitalis imperalis, dikiri komunis, diatas cobaan tuhan, dibawah tsunami dan gempa seharusnya kita merenung atas kondisi umat ini.
“Seharusnya mereka hanya menjadikan qur’an dan sunnah saja sebagai pedoman Hidup,”tandasnya.
“kita sudah dipecah, dipecah dengan furu’iyah, dipecah dengan pergaulan bebas, dipecah kolonialisme gaya baru kapitalis komunis dan yang terbaru fitnah keji Terorisme dan kami setuju bahwa peran ulama sangat penting untuk meluruskan ini” kata ustadz Tuanku sidi
Tidak ketinggalan ulama senior Buya Tuanku Syafrudin yang berkata benar bahwa ulama harus satu suara menghadapi fitnah terorisme ini. Hal ini sekaligus cemeti bagi kita untuk lebih istiqomah mewujudkan Kemuliyaan Islam dan kaum muslimin.
Dalam pertemuan yang penuh nuansa kekeluargaan itu semoga menjadi titik terang kebangkitan umat insyaAllah, dan dari wajah-wajah ulama mukhlis ini kita yakin pasti akan menjadi pelita bagi jalan umat menuju Islam Rahmatan lil alamin.[]
Sumber: shautululama.com