Ijtima Ulama Aswaja Banten: Khilafah Janji Allah Pasti Akan Tegak, Kewajiban Kita Hanya Ikhtiar Penuhi Syaratnya

 Ijtima Ulama Aswaja Banten: Khilafah Janji Allah Pasti Akan Tegak, Kewajiban Kita Hanya Ikhtiar Penuhi Syaratnya

Alhamdulillah telah terlaksana Ijtima’Ulama Ulama Banten, Ahad 30 September 2018 bertempat di Ponpes Riyadhus Sibyan Petir Serang Banten. Ijtima’ ini dihadiri oleh para Kasepuhan, Kyai dan Ajengan dari berbagai daerah di Kabupaten Banten.
Diantara ulama yang hadir adalah Al-Mukarom Shohibul Fadhilah KH Tubagus Sakhro Wardi, KH. Entus Syaefudin, KH. Mudhor, KH. Ujang Sarkosi, Kyai Aeng, Kyai Maman, dan Shahibul bait Al-Mukarom Shohibul Fadhilah KH. Thohiri.

KH. Thohiri menyampaikan ribuan terima kasih atas kehadiran para Kasepuhan dan para Kyai yang telah melaungkan waktu hadir memenuhi undangan beliau, Beliau berdoa semoga Allah memberikan keberkahan pada majelisnya.

Kyai Thohiri juga menegaskan, “Sudilah kiranya jika saya dimasukkan dalam barisan penegak syari’ah dan khilafah, walaupun hanya sebesar kerikil. Karena khilafah adalah janji Allah, pasti akan tegak. Kita hanya memenuhi syarat-syaratnya agar khilafah bisa tegak”, tegas beliau.
Lalu acara dilanjutkan dengan pemaparan kalimatul hikmah oleh KH Junaidi Ath Thoyyiby, Khadimul Ma’had Daar Al Musthofa Mesir. Beliau menjelaskan kewajiban da’wah menegakkan syar’iah dan khilafah.

“Legitimasi da’wah ini adalah berasal dari Allah bukan dari yang lain, apalagi manusia. Sekalipun legal formal dicabut, tapi da’wah harus terus berjalan karena ini adalah kewajiban dari Allah”, tegas Kyai Junaidi.

Lanjut beliau, “Esensi dari khilafah adalah penegakkan syari’ah Islam baik di dalam negeri dan luar negeri serta ukhuwah. Dalam upaya penegakannya dibutuhkan dukungan dari para ahlul quwwah dari kalangan militer dan juga dari para Ulama yang memiliki jama’ah dan umat”, jelasnya.

KH Tubagus Sakhro Wardi menjelaskan tentang para Ulama yang mukholid terhadap penguasa. “Fain kholatu khonu”, jika ulama bercampur baur dengan penguasa pasti khianat. Maka ulama yang campur baur dengan penguasa, maka wajib untuk dijauhi dan ditinggalkan”, tegas beliau.

Acara diakhiri dengan pembacaan do’a oleh KH Tubagus Entus Syaefudin, Ulama Kasepuhan Baros.[]

Sumber: news.shautululama.org

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *