IJM: Tak Pantas Penguasa Mayoritas Muslim Apresiasi Rezim Komunis
Mediaumat.id – Apresiasi dan harapan besar Joko Widodo pada kongres ke-20 Partai Komunis Cina (PKC) dinilai tak pantas oleh Direktur Indonesian Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana.
“Tidak pantas dan tidak masuk akal, tidak patut seorang pemimpin yang warga negaranya sebagian besar Muslim memberikan apresiasi pada PKC dan rezim komunis Cina yang jelas-jelas telah membantai, menyiksa kaum Muslim Uighur,” ungkapnya di acara Program Aspirasi Rakyat: Menguak Harapan Jokowi Atas Kongres Nasional Ke-20 PKC, Selasa (18/10/2022) di kanal Justice Monitor.
Agung lalu membeberkan harapan Jokowi itu, bahwa semoga kongres PKC menghasilkan keputusan bukan hanya berkontribusi bagi Republik Rakyat Tiongkok melainkan juga berkontribusi pada stabilitas kawasan, perdamaian dunia dan kesejahteraan kawasan dan dunia.
“Tidak patut harapan perdamaian, harapan kesejahteraan, harapan stabilitas untuk kawasan dan dunia digantungkan pada rezim Cina dan pada Partai Komunis Cina yang dikenal represif, “ kritik Agung.
Ia memberikan setidaknya 4 catatan terkait apresiasi Jokowi terhadap rezim Cina komunis yang represif ini. Pertama, menjelang Kongres PKC yang dijadwalkan 16 Oktober ini, rezim Cina komunis telah menangkap sebanyak 1,43 juta orang dan menahan mereka.
“Mereka yang ditahan itu adalah kritikus, aktivis HAM, pembuat petisi dan praktisi Falun Gong. Ini merupakan tradisi kezaliman yang tidak tertulis di PKC untuk menunjukkan kekuasaan dan intimidasi terhadap warganya sebelum peristiwa politik besar dilakukan,” jelas Agung.
Kedua, program Mao Zedong yang dikenal dengan revolusi budaya telah mengakibatkan 1,5 juta orang terbunuh. Jutaan lain dipenjara, diambil propertinya secara paksa, disiksa dan dipermalukan.
Ketiga, PKC menduduki Tibet setelah menginvasi pada Oktober 1950. “Terhadap Tibet dia invasi, dia bunuh anak-anak, bunuh wanita, bunuh laki-laki, mengusir Dalai Lama (pemimpin Tibet) hingga mengungsi ke India,” geramnya.
Keempat, sikap Jokowi ini jelas menusuk hati umat Islam. Tindakan keras Cina kepada kaum Muslim Uighur di Turkistan Timur dilakukan begitu keras, begitu masif sejak 2017 lewat kamp yang mereka sebut edukasi, vokasi, pelatihan. “Padahal itu tempat penyiksaan, kamp penghancuran kaum Muslim dan genosida terbesar,” sanggahnya.
Jadi menurut rezim komunis Cina, ucap Agung, Islamnya orang-orang Uighur, orang-orang di Xinjiang Turkistan Timur ini adalah kejahatan besar yang mesti dilakukan perlawanan dengan represif.
“Kekejaman PKC terjadi di hadapan mata penduduk dunia, namun para penguasa Muslim, lembaga-lembaga internasional tidak berdaya menghentikan kezalimannya. Tidak ada tindakan nyata untuk benar-benar menolong kaum Muslim di Cina,” sesalnya.[] Irianti Aminatun