IJM: Presiden Terpilih Tidak Berbelok dari Konteks Politik Cina dan AS

Mediaumat.info – Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana menyatakan siapa pun yang terpilih jadi presiden hasil Pilpres 2024 ini tidak akan berbelok dari konteks politik Cina dan Amerika Serikat (AS).

“Siapa pun presidennya nanti tidak akan berbelok dari konteks politik Cina dan AS,” ujarnya dalam rubrik Dialogika: Dulu Oposisi, Kini Pembela Politik Kepentingan? di kanal YouTube Peradaban Islam Id, Sabtu (24/02/2024).

Karena, ungkapnya, menjelang pilpres, kepentingan AS terhadap Freeport sudah diperpanjang izin pertambangannya sampai 2026.

“Sudah diselesaikan jauh hari sebelum pilpres ini, artinya terkait kepentingan Amerika siapa pun presidennya nanti, sepertinya akan aman,” bebernya.

Terlebih lagi dalam konteks nikel, kata Agung, yang terjadi perang dagang antara AS dan Cina. Nikel di bentangan Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, sampai Sulawesi Selatan sudah mencapai 300 lebih izin usaha pertambangan dan ditambah ratusan smelter milik Cina.

“Tapi ternyata Cina ini sangat membutuhkan pasarnya AS, kenapa pabrikasi-pabrikasi smelter Cina ini berpindah dari Cina ke Indonesia? Karena salah satunya adalah untuk menghindari apa yang disebut dengan kredit karbon yang dimana lewat Indonesia diharapkan bisa menembus pasar-pasar Cina, artinya nikel kita ini juga diperlukan oleh AS lewat Cina, kita tahu pada waktu yang lalu Tesla akhirnya membeli nikel dari Indonesia dari pabrikasi-pabrikasi Cina,” ungkapnya.

Menurut Agung, meskipun terlihat tegang dalam konteks nikel antara AS dan Cina ini, tapi ternyata antara mereka (AS dan Cina) bisa kerja sama untuk kepentingan nikel dunia.

“Artinya tidak ada ketegangan yang sangat besar, karena antara Cina dan AS ini kecuali Laut Cina Selatan, tapi kita tahu tadi, hampir semua negara-negara berkembang di sekitar Laut Cina Selatan sudah bersama AS,” tuturnya.

Agung juga memprediksi, untuk sementara AS juga tidak akan mempermasalahkan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan Prabowo —yang diprediksi menjadi presiden terpilih.

“Jadi relatif saya membaca kondisi yang ada ini tidak akan membahayakan Pak Prabowo dalam konteks pelanggaran hak asasi manusia (HAM) tadi untuk waktu sekarang, entah untuk masa yang akan datang ketika tentunya jika kepentingan AS terganggu bisa jadi hal-hal demikian akan diungkapkan lagi,” prediksi Agung.

Opisisi

Menurut Agung, terkait oposisi yang sekarang ini tidaklah efektif karena tidak ada perbedaan ideologi antar mereka.

“Oposisi yang akan efektif itu, kalau terjadi saat ini memang tidak ada ideologi antar partai-partai politik ini tapi apa yang bisa saya katakan perbedaan ideologi antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan Pak Jokowi misalnya, hari ini hampir tidak ada perbedaan ideologi,” ungkapnya.

Artinya, lanjut Agung, kalaupun sekarang seperti panas sedemikian rupa itu hanyalah bargaining position untuk pembagian kue kekuasaan yang lebih besar saja. “Dan mendapatkan kekuasaan menjadi lebih besar,” pungkasnya. [] Setiyawan Dwi

Share artikel ini: