Mediaumat.id – “Khilafah adalah ajaran Islam, tanpa khilafah umat Islam dalam kondisi terjajah dan teraniaya,” tutur Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana di program Aspirasi: Khilafah Merawat Jagat, Kapitalisme Bikin Dunia Sekarat, Selasa (7/2/2023) melalui kanal YouTube Justice Monitor.
Menurut istilah para ulama, khilafah adalah kepemimpinan umum atas seluruh umat dalam mengatur urusan agama dan urusan dunia. “Meski dengan redaksi yang berbeda-beda ulama Aswaja sepakat bahwa khilafah adalah sistem pemerintahan yang tegak di atas akidah Islam,” jelasnya.
Islam lanjutnya, memposisikan khalifah sebagai pemimpin yang agung untuk seluruh umat Islam yang menerapkan Islam secara menyeluruh dan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia.
“Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 30 adalah dalil asal atas kewajiban mengangkat seorang imam atau khalifah yang didengar dan ditaati. Dengan itulah umat disatukan dan hukum-hukum Islam diterapkan,” tandasnya.
Menurut Agung, tidak ada perbedaan pendapat mengenai kewajiban mengangkat khalifah baik di kalangan umat maupun kalangan para ulama kecuali yang diriwayatkan dari Al-Asham. “Ini bisa dilihat dalam karya Imam Al-Qurthubi dalam kitab Al-Jami’ Lil Ahkamil Qur’an edisi pertama halaman 264 sampai 265,” imbuhnya.
Agung menyebut, masih banyak ayat lain melalui dalâlah al-iltizâm (penunjukkan lafaz terhadap sesuatu yang bersifat harus) yang menunjukkan kewajiban menegakkan khilafah.
Agung juga menyebut pendapat para imam seperti Imam Al-Qalqasyandi, Imam Nawawi, Ibnu Hazm dan imam-imam yang lain yang mewajibkan mengangkat khalifah.
Memprihatinkan
Agung mengatakan, tanpa khilafah kondisi umat Islam di seluruh dunia mengalami kondisi yang memprihatinkan. Ada banyak keburukan yang menimpa umat Islam. Di bawah hegemoni penjajahan kapitalisme sekuler nasib umat Islam di seluruh dunia terjajah, tertindas dan miskin.
“Tanpa khilafah umat hidup di bawah kubangan nasionalisme yang memecah belah persatuan umat seluruh dunia. Padahal umat Islam di seluruh dunia itu adalah satu dan bersaudara,” terangnya.
Munculnya berbagai aksi penghinaan dan penistaan terhadap Islam, ulama, kitab suci Al-Qur’an dan terhadap Rasulullah SAW itu juga karena tidak adanya khilafah. “Tanpa khilafah, umat Islam terkungkung dalam liberalisme yang menuhankan kebebasan tiada batas. Liberalisme terus berusaha merusak kaum Muslim dengan serangan pemikiran yang melumpuhkan pilar-pilar fundamental Islam. Dalam pemikiran liberal yang halal dianggap haram dan yang haram justru dianggap halal dengan berbagai apologi ngawur,” urainya.
Umat pun, lanjutnya, terjebak dalam budaya hedonisme, pragmatisme, yang mengukur segala sikap dan prilaku berdasar hawa nafsu semata. Hedonisme dan pragmatisme telah melahirkan seks bebas, pornografi, pornoaksi, pelacuran, homoseksual, L68T, miras, narkoba dan pergaulan bebas.
“Tanpa khilafah, umat Islam hidup di bawah sistem ekonomi kapitalisme yang penuh praktek riba, perjudian, penipuan dan kezaliman. Kapitalisme adalah bentuk penjajahan ekonomi yang hanya mementingkan pemilik modal semata, sehingga melahirkan pertumbuhan ekonomi yang palsu. Kapitalisme melahirkan ketidakadilan karena yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Terjadilah kesenjangan sosial yang semakin menganga,” bebernya.
Kapitalisme, lanjutnya, telah menjerat bangsa ini dengan hutang ribawi yang tidak mungkin terbayarkan. Seluruh sumber daya alam dirampok tanpa tersisa, rakyat dijerat dengan berbagai skema hutang ribawi. Akibatnya negeri ini menjadi bangkrut karena utang sementara rakyat semakin sengsara.
“Kapitalisme telah menjadikan negeri ini terjual habis tanpa tersisa. Bahkan rakyat yang telah miskin masih dicekik dengan pajak yang tidak masuk akal. Padahal kaum Muslim menurut Allah SWT adalah umat terbaik dan termulia,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun