Mediaumat.id – Keluhan Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri bahwa praktik korupsi masih saja terjadi di Indonesia, direspons Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana dengan mengatakan bahwa demokrasi menyuburkan korupsi.
“Banyaknya kasus korupsi yang terungkap, ini indikasi bahwa demokrasi itu menyuburkan korupsi. Fenomena korupsi bagaikan fenomena gunung es,” ungkapnya dalam video: Megawati Akui Sempat Minta Jokowi Bubarkan KPK. What? melalui kanal YouTube Justice Monitor, Selasa (22/8/2023).
Agung melanjutkan, dalam demokrasi itu no free lunch (tidak ada makan siang gratis). Setiap tindakan politik membutuhkan pembiayaan yang tinggi, dan inilah yang menjadi celah korupsi.
“Menurut Hermansyah Jaya dalam bukunya memberantas korupsi bersama KPK menyatakan tingginya biaya politik untuk bertarung menjadi salah satu pemicu maraknya korupsi,” ucap Agung.
Dengan Islam
Agung menegaskan, korupsi harus bisa diberantas dengan Islam.
Ia mengutip pendapat Kiai Haji Hafiz Abdurrahman bahwa korupsi hari ini meliputi praktek suap, riswah, gratifikasi atau hadiah, bahkan juga layanan plus-plus.
“Ada tiga aspek yang harus ada untuk memberantas kasus korupsi di negeri ini. Pertama, ketakwaan individu baik rakyat maupun pejabat negara. Kedua, kontrol, baik oleh masyarakat, kelompok maupun partai politik terhadap kemungkaran yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Ketiga, penegakan hukum oleh negara,” bebernya.
Jika ketiga aspek ini tegak, lanjutnya, maka praktik penyimpangan sekecil apa pun bisa diatasi. Jika aspek pertama dan kedua berjalan dengan baik, tinggal aspek ketiga yaitu penegakan hukum oleh negara.
“Syariah Islam mampu menjawab problem korupsi, kolusi, nepotisme, dan tiga-tiganya bisa ditegakkan dalam Islam,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun